REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Mantan Perdana Menteri Thailand yang digulingkan Yingluck Shinawatra muncul di pengadilan, Jumat (5/8). Ia menyampaikan pernyataan pembukaan dalam sidang pidana manajemen skema beras.
Yingluck merupakan perdana menteri wanita pertama Thailand dilengserkan dari kantor oleh pengadilan sebelum militer mengambil alih kekuasaan dalam kudeta Mei 2014.
"Saya yakin bahwa dalam pernyataan saya hari ini, saya akan melakukan yang terbaik untuk membuktikan bahwa saya tidak bersalah seperti yang dituduhkan," katanya kepada ratusan pendukung yang berkumpul di Mahkamah Agung.
Beberapa pendukungnya di luar pengadilan menyerahkan bunga, sementara yang lain memegang bingkai foto Yingluck dan kakaknya Thaksin.
Yingluck dituduh lalai atas manajemennya dari program beras. Program ini diduga merupakan salah satu kebijakan populis direkayasa oleh kakaknya, mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra. Thaksin juga digulingkan dalam kudeta 2006.
Thaksin merupakan pusat konflik yang telah membagi warga Thailand selama lebih dari satu dekade. Ia tinggal di pengasingan di luar negeri untuk menghindari hukuman penjara. Thaksin mengaku tuduhannya bermotif politik.
Baca juga, Mantan PM Thailand Yingluck Didakwa dengan Kelalaian.
Keluarga Shinawatra menikmati dukungan di sebagian besar daerah miskin di utara dan timur laut Thailand, sementara lawan mereka termasuk kelompok royalis-militer yang menuduh Shinawatras korupsi, sebagian besar berasal dari Bangkok dan selatan Thailand.
Yingluck dituduh gagal membendung kerugian dari skema subsidi multi-miliar dolar, yang terdistorsi harga global. Thailand juga kehilangan mahkota sabagai eksportir beras nomor satu di dunia.