REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terduga jaringan teroris yang menamakan diri Khitabah Gonggong Rebus (KGR) ini merencanakan akan melakukan serangan ke Singapura dari Batam. Rencana penyerangan ini dilakukan oleh KGR pimpinan GRD dan teroris Bahrun Naim (BN) yang saat ini berada di Suriah.
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan, aksi penyerangan ini diduga sudah lama direncanakan. Yakni sebelum Bahrun Naim berangkat ke Suriah. "Rencana mereka untuk melakukan serangan ke negara tetangga itu kan dilakukan berdua. Kemungkinan sebelum BN berangkat ke Suriah. Karena sekarang kan BN ada di Suriah," ujar Agus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (5/8).
Meski demikian kata dia, untuk lebih jelasnya akan segera diketahui setelah tim penyidik Densus 88 meminta keterangan terhadap GRD selaku pimpinan kelompok tersebut.
Saat ditanyakan dari mana Polri mengetahui adanya rencana penyerangan menggunakan roket itu, menurutnya Polri memiliki informasi tersendiri. "Kita punya data, kita punya peralatan dan informasi," ujar Agus.
Menurut Agus, tidak mungkin Polri sembarangan melakukan penangkapan apalagi dalam hal yang tekait dengan dugaan jaringan teroris. Tentunya penangkapan tersebut harus berdasarkan unsur-unsur penegakan hukum.
"Apalagi terkait dengan mereka-mereka yang terduga jaringan teroris. Karena ini menyangkut proses penegakan hukum kejahatan yang luar biasa. Jadi data yang kita miliki cukup untuk kita melakukan proses penindakan kepada yang besangkutan," paparnya.
Baca juga, Santoso Bukan Syuhada, Tapi Teroris.
Saat ditanyakan apakah penangkapan kelompok tersebut sebagai upaya pencegahan yang dilakukan Polri, Agus membenarkan. Menurutnya dulu saat ada serangan bom Bali, Polri ditugaskan untuk mencari dan mengamankan jaringan teroris tersebut. Namun seiring bertambahnya waktu Polri diamanahkan juga untuk bisa mendeteksi dan mencegah sebelum serangan itu terjadi.