REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operator Blok Mahakam saat ini yakni Total E&P Indonesie masih belum memutuskan sikap atas penawaran share 30 persen di Blok Mahakam. Artinya, perusahaan asal Prancis ini masih galau apakah akan bertahan di blok minyak dan gas bumi (migas) yang terletak di Kalimantan Timur tersebut atau justru memilih hengkang.
President and General Manager Total Hardy Pramono mengaku, keputusan soal rencana investasi jangka panjang belum masuk prioritas perusahaan saat ini. Ia menyebutkan bahwa Total masih fokus untuk proses peralihan kelola kepada PT Pertamina (persero).
"Jadi masih belum. Masih belum, kan masih dievaluasi. Prioritasnya itu adalah 2017 akhir bagaimana kita membantu sebaik baiknya Pertamina bisa mengoperate Mahakam," ujar Hardy usai menemui Menteri ESDM Arcandra Tahar, di Jakarta, Jumat (5/8).
Sementara terakit dengan proses alih kelola, ia menegaskan bahwa Total mendukung berjalannya alih kelola yang matang tanpa adanya penurunan produksi migas. Per 29 Juli lalu, lanjutnya, Pertamina dan Total telah menandatangai Transfer of Agreement yang di dalamnya mengatur opsi masuknya Pertamina sebagai investor lebih awal di Blok Mahakam. Sementara Total tetap bertindak selaku operator resmi hingga akhir 2017, Pertamina berperan memasok dana agar produksi tetap terjaga.