REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penangkapan tersangka teroris Gigih Rahmat Dewa (GRD) di Batam, Jumat (5/8) pagi tadi diduga lantaran memfasilitasi warga negara Indonesia yang ingin bergabung dengan teroris ISIS.
Atas informasi tersebut Polri akan koordinasi dengan Pusat pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melakukan pemeriksaan. Karopenmas Mabes Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan peran GRD yakni menyiapkan akomodasi bagi WNI yang ingin bergabung dengan ISIS di Suriah.
Sehingga kedepannya kata dia Polri akan memeriksa transaksi yang dilakukan GRD selama ini. "Ini yang akan dilakukan pendalam dan akan koordinasi dengan pihak PPATK," ujar Agus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (5/8).
Saat ditanyakan bagaimana hubungan Gigih dengan teroris Bahrun Naim yang ada di Suriah, menurut dia ini yang selanjutnya akan ditelusuri juga oleh tim Densus 88. Apakah GRD dan lima anggotanya merupakan jaringan teroris sendiri atau bagian dari jaringan Bahrun Naim.
"Apakah mereka ini satu jaringan atau tidak, nah ini tanggung jawab Densus 88 untuk mendalami. Ini bagian kelompok BN atau tidak, akan ditemukan," kata dia.
Seperti diketahui GRD dan lima anggotanya baru saja diamankan oleh Densus 88 di Kepulauan Riau, Batam. Enam terduga teroris tersebut yakni GRD, TAT, dan ES yang ditangkap di Batam Center kemudian TS di Nagoya, dan HGY dan MTS di Batu Aji.