Jumat 05 Aug 2016 22:41 WIB

Polusi Cahaya Hilangkan Kearifan Lokal Petani Jawa

Red: Ilham
Ibu kota Jakarta di malam hari
Foto: WordPress
Ibu kota Jakarta di malam hari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semakin parah polusi cahaya yang menghalangi pandangan manusia ke rasi-rasi bintang di angkasa berakibat semakin menghilangkan kearifan lokal para petani di Pulau Jawa.

"Sekarang ini rasi bintang semakin sulit dilihat di malam hari. Padahal, dulu banyak sekali profesi yang bergantung pada rasi-rasi bintang tersebut, termasuk petani di Pulau Jawa," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, di Jakarta, Jumat (5/8).

Rasi bintang Orion atau Waluku, kata Thomas, bagi orang Jawa menjadi penanda kapan musim tanam datang. Jika rasi bintang ini semakin tinggi di angkasa, berarti musim hujan akan segera datang.

Ketika posisi Orion semakin tinggi di langit biasanya petani Jawa sambil menempatkan gabah di telapak tangan akan mengangkatnya ke langit. Jika gabah tumpah, maka itu penanda datang musim tanam karena sudah akan memasuki musim hujan. "Sekarang Orion semakin sulit dilihat. Karena itu, kami ingin masyarakat peduli soal polusi cahaya bahwa sebenarnya polusi itu bukan cuma polusi udara dan polusi air saja," kata Thomas lagi.

Polusi cahaya di kota-kota besar dunia semakin mengkhawatirkan, dan yang tertinggi berada di Singapura dan Dubai. Dengan pendar cahaya yang begitu terang, maka malam hari pun terasa tetap terang.

Dampak kesehatannya sebenarnya ada. Namun demikian ia mengatakan tidak kompeten menyampaikannya kepada publik dampak apa yang dapat dirasakan oleh manusia. Karena itu, Lapan bertepatan dengan Hari Keantariksaan yang jatuh pada tanggal 6 Agustus mengharapkan keikutsertaan masyarakat menyukseskan kampanye Malam Langit Gelap dengan mematikan lampu di luar ruangan pada pukul 20.00 hingga 21.00.

Harapannya, aksi tersebut dapat terus dilakukan setiap tahun sebagai bentuk kesadaran mengurangi polusi cahaya sekaligus menghemat energi. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi polusi cahaya, dengan mengatur cahaya lampu dan memakai tudung lampu sehingga cahaya mengarah ke bawah.

Papan reklame, kata dia, juga harus diatur sedemikian rupa sehingga cahaya tidak mengarah ke atas yang kemungkinan akan dipantulkan lagi ke bawah di atmosfer sehingga langit terlihat sangat terang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement