REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah produksi SA Films berharap pemerintah akan memberikan perhatian lebih dalam upaya restorasi film klasik Indonesia. Pasalnya, ada ribuan film yang kondisi fisiknya ditengarai telah rusak atau akan rusak jika tidak dijaga.
"Indonesia sudah mampu, tetapi restorasi termasuk hal baru sehingga barangkali banyak sponsor masih ragu," kata Yoki P Sofyan dari SA Films.
Yoki mengatakan, SA Films terlibat dalam upaya menyelamatkan aset bangsa dengan merestorasi film Tiga Dara karya Usmar Ismail di tahun 1956. Tiga Dara menjadi film Indonesia pertama yang direstorasi dalam format 4K dan film hasil restorasi 4K pertama di Asia yang disiarkan kepada publik.
Selama ini, SA Films memang telah melakukan perbincangan dengan pemerintah yang dinilai cukup kooperatif. Yoki menyebutkan, Mendikbud terdahulu yakni Anies Baswedan sempat mengusulkan kampanye menonton film bertajuk take your parents to cinema.
Meski begitu, Yoki masih kesulitan memprediksi sambutan penonton terhadap film hasil restorasi. Yoki hanya berharap, Tiga Dara yang hadir kembali di bioskop pada 11 Agustus 2016 bakal sukses seperti tahun 1956 yang penayangannya bertahan sampai delapan pekan.
Ia memberi gambaran keberhasilan film hasil restorasi di negara lain. Salah satunya, film klasik hasil restorasi yang menjadi box office pada Agustus 2015 di Prancis.
"Bisa jadi memang kultur warga Prancis sangat menghargai hasil budaya. Adalah tantangan tersendiri membuat anak zaman sekarang melihat foto hitam putih selama dua jam," ucapnya.