Sabtu 06 Aug 2016 08:25 WIB

Ratusan Tahanan Palestina Mogok Makan

Rep: Gita Amanda/ Red: Andi Nur Aminah
 Seorang warga Palestina berdiri di belakang replika penjara, saat berunjuk rasa mendukung aksi mogok makan tahanan Palestina dalam penjara Israel.
Foto: Majdi Mohammed/AP
Seorang warga Palestina berdiri di belakang replika penjara, saat berunjuk rasa mendukung aksi mogok makan tahanan Palestina dalam penjara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ratusan warga Palestina di penjara-penjara Israel telah menyatakan aksi mogok makan. Aksi mogok makan ini merupakan gelombang protes terbaru yang diperkirakan akan terus tumbuh. Para pemogok makan menuduh sipir Israel melakukan 'penyiksaan' dan lainnya menolak makan sebagai bentuk solidaritas dengan tahanan Palestina, Bilal Kayed.

Pejabat Palestina seperti dilansir Aljazirah, Sabtu (6/8), melaporkan bahwa para pemogok makan sebagian menuduh penjaga penjara Israel melakukan tindak penyiksaan. Sementara pemogok makan lain mendukung Kayed yang telah berpuasa selama 52 hari selama penahanan tanpa pengadilan yang dijalaninya.

The Palestinian Prisoners Club dalam sebuah pernyataan mengatakan, 80 tahanan telah melakukan aksi mogok makan pada Jumat (5/8). Mereka bergabung dengan 325 orang yang telah berpuasa selama dua hari terakhir di berbagai penjara di Israel dan Tepi Barat. Diperkirakan akan ada lebih banyak lagi yang bergabung dengan aksi ini pada Ahad (7/8).

Komisi urusan tahanan Otoritas Palestina mengatakan, narapidana memprotes tindakan keras di penjara pekan ini. Banyak tahanan Palestina ditempatkan di sel isolasi. Barang pribadi mereka disita serta ada tahanan yang dipindahkan ke fasilitas lain.

Para pelaku mogok makan juga didenda masing-masing 158 dolar Amerika Serikat. Mereka juga dilarang menerima kunjungan selama dua bulan.

Sementara pejabat penjara Israel mengatakan, sebagian besar pelaku protes sepertinya melakukan aksinya untuk merespons keputusan otoritas menahanan tahanan Hamas di sel terpisah. The Israel Prisons Service menyatakan dalam sepekan terakhir memang telah memindahkan tahanan Hamas dan menyita ponsel mereka. Sebab diduga mereka melakukan aksi intelijen yang mengarah pada teror dari dalam penjara.

Seorang juru bicara mengatakan saat ini ada 262 tahanan Hamas yang mogok makan bersama 93 orang tahanan dari Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) yang berpuasa dalam solidaritas dengan Kayed. Kayed yang pada Juni lalu menjalani hukman 14 setengah tahun penjara masih harus menjalani penahanan administratif untuk periode enam bulan kedepan. Pemerintah Israel memerintahkannya tetap berada di bawah pengawalan hukum penahanan administratif tersebut.

Padahal pejabat Palestina mengatakan, Kayed telah menderita gagal ginjal dan kehilangan setidaknya 30 kilogram bobot tubuhnya di dalam penjara. Penahanan administratif kerap digunakan pemerintah Israel untuk memungkinkan pihak berwenang menahan tersangka sambil terus mengumpulkan bukti. Sistem ini telah dikritik oleh Palestina, kelompok hak asasi manusia dan anggota masyarakat internasional.

Lebih dari 7.500 warga Palestina saat ini berada di penjara-penjara Israel. Sekitar 700 tahanan di bawah penahanan administratif. Warga Palestina kerap melakukan aksi mogok makan untuk memprotes penahanan mereka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement