REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama mengatakan dana untuk mengatasi penyebaran virus zika di Amerika Serikat mulai habis, Kamis (4/8). Dia menyebut situasinya kritis dan mendesak parlemen bertindak.
Obama berbicara kepada para reporter di Pentagon, tempat dia mengatakan pemerintah Amerika Serikat menganggap sangat serius berita 15 kasus zika yang menular lokal di Florida.
"Seperti yang sudah diperingatkan para ahli kesehatan masyarakat, kita sekarang melihat kasus pertama penularan lokal virus zika oleh nyamuk di Amerika Serikat. Ini sudah diprediksi dan bisa diprediksi," kata Obama.
Obama meminta Kongres pada Februari untuk mengalokasikan 1,9 miliar dolar AS (sekitar Rp 24,9 triliun) untuk memerangi zika, namun ditentang oleh anggota parlemen dari Partai Republik, yang mengatakan dana itu harus diambil dari simpanan yang sebelumnya dicadangkan untuk memerangi wabah ebola.
"Kongres yang dipimpin Republik bukan hanya tidak menyetujui permintaan kami, mereka juga berupaya memangkasnya. Lalu mereka pergi untuk libur musim panas tanpa mengesahkan dana baru untuk zika," kata Obama.
"Sementara, orang-orang di garis depan berupaya bertahan semampunya. Sekarang uang yang diperlukan untuk memerangi Zika mulai habis."
Tanpa dana, kata Obama, uji klinis vaksin bisa tertunda. "Situasinya jadi kritis," katanya. "Jadi ini bukan waktu untuk politik."
Gejala infeksi virus zika ringan pada sebagian besar orang dan tidak disadari pada empat dari lima kasus.
Kendati demikian, virus bisa menyebabkan cacat lahir parah, dan perempuan hamil didesak menjauhi area Wynwood di Miami, tempat nyamuk terinfeksi zika diyakini mengintai. Zika baru-baru ini menyebar di lebih dari 50 negara dan kawasan di dunia, khususnya Amerika Latin.