REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Aboebakar Alhabsyi mengatakan, Indonesia sudah menjadi pasar strategis peredaran narkoba internasional. Oleh sebab itu, maka pemberantasan narkoba di Indonesia ini harus lebih digencarkan. Apalagi, menurutnya, kejahatan narkoba lebih berbahaya daripada kejahatan terorisme.
"Narkoba lebih berbahaya daripada teroris lebih daripada bom, kerena menghancurkan generasi masa depan," kata Aboebakar dalam acara diskusi bertema 'Hitam-Putih Pemberantasan Narkoba' di Cikini, Jakarta, Sabtu (6/8).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu mengungkapkan, sebanyak 4.333 mahasiswa dari 7 juta perguruan tinggi di Indonesia menjadi korban narkoba. Dengan kata lain, sekitar 30,9 persen mahasiswa dari 7 juta perguruan tinggi tersebut terlibat penggunaa narkotika.
Bahaya lain yang timbul akibat meraknya peredaran narkoba di Indonesia adalah adanya catatan 15 ribu masyarakat Indonesia meninggal setiap tahunnya karena narkoba. Selain itu, kerugian ekonomi negara yang timbul akibat narkoba juga sangat besar, yakni Rp 50 Triliun per tahun.
"Harus ditelusuri. Penting itu, jangan sampai lewat. Pemberantasan narkoba itu penting sebab efeknya (narkoba) lebih parah daripada teroris," ucap Aboebakar.
Baca juga, BNN: Masih Banyak Napi Kendalikan Narkoba dari Penjara.