REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Maria Londa merupakan atlet pertama Indonesia yang memastikan lolos ke Rio de Janeiro. Maria akan berjuang untuk mengharumkan Merah Putih pada Olimpiade 2016.
"Mohon doanya ya agar saya bisa berikan yang terbaik," kata Maria saat ditanya mengenai peluangnya. Rekornya pada SEA Games 2015 itulah yang mengantarnya lolos kualifikasi Olimpiade Rio 2016 karena memenuhi limit yang dipersyarakatkan oleh Federasi Atletik Internasional (IAAF).
Maria Londa adalah peraih medali emas lompat jauh putri pada Asian Games di Incheon tahun 2014. Prestasi tersebut terbilang cukup istimewa dan membanggakan, apalagi atletik adalah induk dari segala cabang olahraga.Ia membuat lompatan sejauh 6,55 meter, mengungguli atlet Vietnam Bui Thi Thu Thao yang mencatat 6,44 meter.
Atlet kelahiran Denpasar 29 Oktober 1990 itu juga dikenal dengan komitmennya untuk tetap meningkatkan prestasi pada nomor spesialisnya, yakni lompat jauh dan lompat jangkit. Di dunia nomor itu ia tidak terkalahkan untuk tingkat Asia Tenggara dengan merebut dua medali emas pada SEA Games 2013.
Setelah prestasi fenomenal pada Asian Games 2014, tidak langsung berpuas diri dengan medali emas plus sejumlah bonus yang didapatnya di Tanah Air. Ada tugas lanjutan yang harus diembannya, yakni Olimpiade, sehingga ia harus dapat terus menambah catatan prestasinya dengan tetap berlatih agar lolos kualifikasi.
Semangat dan ketekunannya membuahkan hasil dengan raihan medali emas lompat jauh pada SEA Games 2015 di Singapura. Dan yang lebih penting lagi adalah hasil lompatannya pada pesta olahraga antarbangsa Asia Tenggara itu sejauh 6,70 meter.
Sayangnya, setelah mencatat prestasi terbaik di SEA Games 2015 itu Maria mengalami cedera kaki yang cukup serius sehingga ia tidak bisa mengikuti sejumlah kompetisi penting sebagai persiapan menghadapi Olimpiade. Namun, dengan ketekunannya mengikuti program pemulihan, ia kini siap untuk bisa mencatat prestasi terbaiknya di Rio de Janeiro.
Di bawah asuhan pelatihnya I Ketut Pageh, Maria terus menjalani program latihan di Pulau Dewata itu. Bahkan sebelum mendapat bantuan dari Kemenpora berupa lintasan sintetis untuk lompat jauh, Maria tetap berlatih hampir tiap hari dengan fasilitas apa adanya, termasuk latihan di tepi pantai.
Kegigihannya untuk bisa pulih dari cedera dan tekad yang kuat untuk meraih prestasi terbaik, membuat ia mendapat penghormatan dalam kontingen Indonesia yang berdiri di depan defile pembukaan Olimpiade.