REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Bukopin (BSB) berharap bisa mengelola setidaknya 10 persen dari total volume transaksi Amal Usaha Muhammadiyah. Saat ini BSB sudah bekerja sama dengan 351 Amal Usaha Muhammadiyah.
Direktur Utama BSB, Riyanto, menjelaskan, Muhammadiyah menjadi salah satu pemegang saham BSB dan ada amanat agar BSB dan Muhammadiyah mempererat kerja sama. Kerja sama BSB dengan Muhammadiyah sudah berjalan sejak 2004.
Hingga Juli 2016, pendanaan dan pembiayaan Muhammadiyah ke BSB sudah mencapai Rp 740 miliar melalui kerja sama dengan 351 amal usaha. BSB menargetkan bisa mengelola 10 persen atau sekitar Rp 1 triliun-1,5 triliun dari total potensi transaksi Muhammadiyah yang diprediksi mencapai Rp 10 triliun-15 triliun per tahun. BSB fokus menyasar kerja sama dengan lembaga pendidikan dan kesehatan Muhammadiyah.
Dalam kerja sama yang dilakukan BSB dengan Pengurus Pusat Muhammadiyah di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jumat (5/8), BSB menyediakan produk khusus bagi Muhammadiyah, baik produk pembiayaan maupun dana. Selain itu, BSB juga masih akan memfasilitasi pengembangan ilmu perbankan untuk perguruan tinggi Muhammadiyah.
''BSB belum bisa bersaing dengan bank umum lain yang memberi pricing murah. Tapi dengan kerja sama intensif dengan Muhammadiyah, BSB bisa makin kompetitif,'' kata Riyanto.
Kerja sama yang dilakukan BSB dengan Muhammadiyah mencakup layanan manajemen kas untuk pengelolaan likuiditas, pengumpulan iuran, tagihan, dan pembayaran. Selain itu, pemanfaatan produk-produk dana seperti tabungan dan deposito agar dana Muhammadiyah yang ada di giro memberikan hasil yang optimal dengan fasilitas transweep atau zero balance account (ZBA) dan dengan imbal hasil khusus sebagai kerja sama korporasi.