REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Seorang ilmuwan nuklir Iran yang ditahan sejak 2011 telah dieksekusi. Keluarga Shahram Amiri pada Sabtu (6/8) mengatakan pada BBC, jasad ilmuwan yang pernah diculik AS itu dipulangkan ke kampung halamannya.
Tampak bekas tambang di leher Amiri yang menandakan ia digantung. Ia kemudian dimakamkan keluarganya. Amiri ditahan pada 2011 setelah pulang ke Teheran dari AS. Pada 2009, ia diculik ketika melakukan ibadah haji di Mekah dan ditahan CIA.
Amiri muncul di AS setahun kemudian dan mengatakan bahwa ia diculik CIA. Ia mengaku berada di bawah tekanan psikologis yang intens agar memberikan informasi sensitif pada CIA.
"Mereka membawa saya ke sebuah rumah yang saya tidak tahu dimana, saya diberi suntikan anastesi," kata dia dalam video rekamannya di AS ketika itu. Dalam video lainnya ia mengklaim telah melarikan diri dari tahanan di AS.
Ia kembali ke Teheran pada 2010 dengan disambut suka cita dan layaknya pahlawan. Sejumlah laporan menyebut ia memiliki pengetahuan mendalam soal program nuklir Iran.
AS mengatakan pada BBC saat itu bahwa Amiri membelot atas dasar kemauannya sendiri. Ia dilaporkan memberikan informasi yang berguna bagi AS. Pada Mei 2011, Amiri ditangkap dan ditahan atas tuduhan pengkhianatan.
Keluarganya mengatakan bahwa Amiri takut nyawanya terancam. Hingga akhirnya pada Agustus 2015, keluarga Amiri mengumumkan bahwa pria kelahiran 1977 itu telah dieksekusi. Iran telah dituduh sejak lama sedang mengembangkan senjata nuklir. Tuduhan itu terus disangkal dan mengatakan program nuklir Iran hanya untuk energi.