Ahad 07 Aug 2016 13:58 WIB

Said Aqil Siroj: Nahdlatul Wathan Jangan 'Batuk-Batuk'

Rep: Irfan Junaidi/ Red: Maman Sudiaman
Ketum Dewan Tanfidziyah PB Nahdlatul Wathan, Tuan Guru KH Muhammad Zainul Madjni memberikan sambutan di acara muktamar Nahdlatul Wathan.
Foto: Irfan Junaidi/Republika
Ketum Dewan Tanfidziyah PB Nahdlatul Wathan, Tuan Guru KH Muhammad Zainul Madjni memberikan sambutan di acara muktamar Nahdlatul Wathan.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Muktamar ke-13 Nahdlatul Wathan dan Hari Ulang Tahun Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) ke-81 antara lain diisi ceramah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj. Pada kesempatan itu Kiai Said mengambarkan soal banyaknya persamaan antara NU dan NW.

Kedua ormas tersebut sama sama menjalankan akidah ahlus sunnah wal jama'ah. Kata Kiai Said, keduanya juga mengikuti madzhab Syafi'i. Karena itu dia meyakini akan sangat bermaslahat jika  NU dan NW bisa saling bergandeng tangan.

Khusus untuk menyambut hari jadi NWDI yang ke-81, Kiai Said menyampaikan pesan khusus. "Ini kan usia udah termasuk tua. Biasanya suka batuk-batuk, encok, tapi jangan sampai stroke," tutur dia dalam acara yang berlangsung di kompleks pendidikan Nahdlatul Wathan, Lombok Timur, Ahad (7/8).

Dia pun meminta agar NWDI terhindar dari 'batuk batuk' (persoalan internal organisasi). Kata dia, Nahdlatul Wathan harus bersatu. Pesan ini disampaikan Kiai Said untuk menanggapi adanya Nahdlatul Wathan Anjani (nama daerah di Lombok Timur) dan Nahdlatul Wathan Pancor (nama daerah yg juga di Lombok Timur).

Menanggapi pesan tersebut, Ketua Umum Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar NW, Tuan Guru KH Muhammad Zainul Majdi menjelaskan bahwa Muktamar ke-13 NW inu terkait dengan muktamar sebelumnya "Ini dilaksanakan untuk mengokohkan dan mensolidkan semua potensi perjuangan," ujar dia. Selain itu juga untuk menyikapi berbagi permasalahan yang dihadapi bangsa dan perlu untuk disikapi. NW, kata dia, harus punya suara dan sikap.

Sedangkan terkait isu soal 'batuk' yang dipesankan Kiai Said, dia memiliki harapan yang positif. "Mudah-mudahan kita bisa menyatu pada satu titik keberkahan," kata tokoh yang juga menjadi Gubernur Nusa Tenggara Barat itu. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement