Ahad 07 Aug 2016 16:57 WIB

Kontras: Tim Independen Harus Melibatkan Masyarakat

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Angga Indrawan
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor Kontras, Jakarta, Rabu (3/7).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor Kontras, Jakarta, Rabu (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kontras, Haris Azhar menilai perlu adanya tim investigasi independen yang bisa membongkar gurita mafia narkotika yang melibatkan para aparat penegak hukum. Ia menilai, tim independen ini harus melibatkan lembaga masyarakat agar kinerjanya bisa terbuka, transparan dan independen.

Haris mengatakan, jika masing masing institusi seperti TNI BNN dan Polri berjalan masing-masing, maka tidak akan bisa saling mengoreksi. Perlu ada tim sendiri di bawah Presiden yang bisa langsung melakukan investigasi kasus ini.

"Penting ada tim independen. Di bawah presiden. Terus dia melibatkan perwakilan masyarakat yang cakap. Profesional. Punya skill. Representatif bagi masyarakat. Tiga itu dilibatkan tapi ada masyarakat," ujar Haris saat dihubungi Republika, Ahad (7/8).

(Baca: Polri Serahkan Pembentukan Tim Pemberantasan Mafia Narkotika ke Jokowi)

Haris mengatakan nantinya tim tersebut bekerja dalam jangka waktu tertentu dan harus memberikan laporan temuan dan rekomendasi ke Presiden langsung. Perlu juga, tim independen ini nantinya diberikan perintah langsung dari Presiden agar mereka bisa bergerak dan punya kewenangan yang cukup.

"Kalau ada indikasi laporan, mereka lapor ke publik. Mereka buat rekomendasi harus melakukan apa-apa ke institusi terkait dan langsung melaporkannya ke presiden," ujar Haris.

Haris menegaskan, tim ini menjadi penting. Mengingat, perlu adanya pengembalian integritas intitusi penegak hukum. Bukan untuk melakukan penyudutan kepada institusi tetapi mengembalikan integritasnya sehingga masyarakat kembali percaya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement