REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad terpukul tahun lalu, saat ribuan milisi oposisi bergerak di wilayah basis-basis kekuatan pemerintah. Seperti dikutip New York Times, Kelompok oposisi dibantu misil antitank yang disuplai Badan Intelijen AS (CIA) dan Arab Saudi.
Laporan intelijen yang sampai ke Washington saat itu menyebut Presiden Bashar al-Assad mulai kehilangan kekuasaan. Namun situasi berubah ketika Rusia tiba membantu langsung Assad. Dengan bantuan serangan udara Rusia, pasukan Suriah memukul mundur milisi yang dibantu CIA.
Salah satu komandan oposisi di Aleppo mengatakan, pengiriman senjata misil antitank dari CIA kini semakin menyusut.
Times menyebtu untuk pertama kali sejak perang Afghanistan di era 1980-an, militer Rusia secara langsung terlibat pertempuran dengan milisi dukungan CIA.
Baca juga, Helikopter Rusia Jatuh Dihantam Mortir di Suriah.
Dalam konflik di Afghanistan, CIA juga menyuplai pejuang melawan pemerintah yang didukung Soviet. Namun kondisi saat ini berbeda. "Rusia saat ini memenangkan perang proksi, setidaknya untuk saat ini," ujar Michael Kofman, pengamat dari Woodrow Wilson Center di Washington.