REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku berada di balik serangan parang yang terjadi di Belgia, Ahad (7/8). Dalam peristiwa yang terjadi Sabtu (6/8) itu, dua orang terluka parah.
Serangan terjadi saat seorang pria dengan menggunakan parang melukai orang-orang di dekatnya di Charleroi. Dua orang yang kemudian terluka parah adalah polisi perempuan.
Pelaku kemudian diketahui berasal dari Aljazair dan tinggal di Belgia sejak 2012 lalu. Kepolisian mengatakan ada kemungkinan pria itu terinspirasi kelompok teroris saat melakukan penyerangan.
"Ada indikasi bahwa serangan terinspirasi dengan motif terorisme," ujar pihak berwenang Belgia, dilansir Reuters, Senin (8/8).
Namun, selama ini pelaku diketahui pernah melakukan tindakan kriminal yang tak terkait dengan terorisme. Kepolisian melakukan penyelidikan pada dua rumah, yang diduga ditempati pria tersebut.
Perdana Menteri Belgia, Charles Michel mengatakan keamanan di Charleroi akan ditingkatkan. Selain itu, secara keseluruhan negara di Eropa Barat tersebut berada dalam siaga keamanan tingkat tiga.
"Keamanan, khususnya di pos polisi Charleroi akan ditingkatkan dan tingkat siaga keamanan juga dinaikkan untuk mengantisipasi ancaman lainnya," ujar Charles.
Serangan besar di Belgia pernah terjadi dalam satu tahun terakhir, yaitu di Bandara Brussels dan sebuah stasiun metro. Sebanyak 32 orang tewas dalam peristiwa tersebut.