REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tiga Parpol pengusungnya saat ini yakni Nasdem, Hanura dan Golkar meminta agar jangan ada perluasan koalisi, atau Parpol baru yang bergabung untuk mendukungnya di Pilkada DKI Jakarta. Alasannya agar komitmen tiga Parpol beserta Teman Ahok bisa tetap terjaga.
Ahok mengatakan pendaftaran ke KPUD DKI baru dilakukan pada 19 September nanti. Namun hingga saat ini, ia mengakui belum ada kejelasan soal bakal Cawagubnya. Selain nama Heru Budhi Hartono, diketahui beredar juga nama Djarot Saeful Hidayat dari PDIP untuk menemaninya di Pilgub kali ini.
"Kalau 3 partai sih tetap ngomong terserah saya (untuk bakal Cawagub). Tapi mereka lebih cenderung ya tidak usah nambah partai lagi. Tiga sudah cukup kok. Kan mereka juga tahu, saya sih oke saja kamu mau tambah partai juga tidak masalah," katanya di Balai Kota, Senin (8/8).
Selain itu, Ahok meminta Parpol tak membuatnya keluar dana besar untuk kampanye. Ia menyerahkan urusan kampanye pada parpol pengusungya.
"kalau yang mau ikut (dukung) ya silakan, kalau enggak mau ya saya sudah bilang sama partai-partai ini, 'Eh gua enggak mau keluar duit ya! Lu enggak usah bikin acara macem-macem loh," ujarnya.
"Aku sudah ngomong, jadi kalau kamu mau bikin acara keluar duit sendiri kamu. Aku cuma mau tanya siapa yang mau jadi saksi, butuh ditraining, partai kalau mau ikutan ya jalan sendiri," jelasnya.
Seperti diketahui, saat ini ada tiga Parpol yang menjadi pendukung Ahok di Pilkada DKI Jakarta. Tiga Parpol tersebut adalah Golkar, Nasdem dan Hanura. Meski begitu, Ahok disebut-sebut masih mengidamkan PDIP untuk ikut mengusungnya di Pilkada.