REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Bakal calon Gubernur Aceh Zaini Abdullah telah menyerahkan 201 ribu lebih syarat dukungan KTP untuk pencalonan lewat jalur perseorangan pada Pilkada Aceh 2017 kepada Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Ridwan Hadi di Banda Aceh, Ahad (7/8).
Zaini Abdullah adalah pejawat yang maju melalui jalur independen. Pria yang biasa disapa Abu Doto itu berpasangan dengan Nasaruddin. Pasangan AZAN ini memilih jalur independen bukan tanpa alasan.
"Jika orang bertanya kepada saya, mengapai maju dari calon independen, maka saya katakan karena bagi saya hanya satu Partai, yakni Partai Aceh. Garis perjuangan saya jelas dan tegas, menghormati hasil kesepakatan damai di Helsinki. Bagi saya MoU Helsinki adalah memorandum final yang harus dihormati oleh saya dan juga pemerintah Indonesia, MoU Helsinki adalah janji yang harus saya pegang teguh apapun risikonya," ujar Zaini Abdullah dalam keterangannya, Senin (8/8).
Abu Doto menegaskan, jalur independen dipilihnya bukan karena ia antipartai. Pihaknya juga tak memilih jalur parpol bukan karena partai lain sebagai organisasi politik yang buruk. "Tidak sama sekali, semua adalah sahabat, adik-adik dan saudara saya. Sekali lagi bagi saya ini adalah soal janji, tidak ada partai lain bagi saya, selain Partai Aceh. Namun ketika Partai Aceh tidak memberi jalan, atau mengambil jalan lain, maka saya memilih untuk tidak masuk ke dalam partai politik lain, lalu memilih jalur independen," ungkapnya.
Zaini Abdullah juga memaparkan alasannya memilih sosok Nasaruddin sebagai calon wakil Gubernur Aceh. Menurut dia, Nasaruddin adalah sosok yang berilmu padi, makin banyak prestasinya, makin menundukkan diri beliau dihadapan manusia. "Beliau adalah Pak Nasaruddin, Bupati Aceh Tengah. Saya menyebutnya Pak Nas, kata-katanya teratur, pelan dan bernas. Saya teringat sosok alamarhum Raja Linge, Ilyas Leuebeh, saya lama tidak mengunjungi Ummi Salama dan Makam Syuhada itu. Nanti saya minta Pak Nas menemani saya ke sana," tuturnya.
Bagi Zaini, surat dukungan dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) beserta formulir isian lengkap yang diantarkannya ke KIP bukan sekadar kertas biasa. Menurut dia, di atas kertas itu berdiri harapan rakyat Aceh hingga tahun 2022 mendatang. "Hari ini juga tepat peringatan 18 tahun pencabutan Status Daerah Operasi Militer di Aceh. Tentu ini juga adalah hal yang masih menjadi sangkutan bagi kami. Korban-korban konflik masih menuntut keadilan, bukan hanya keluarga mantan kombatan GAM, tapi juga mantan keluarga prajurit TNI, atau juga rakyat Aceh yang tidak memiliki sangkut paut dengan peperangan masa lalu. Saya tidak henti-hentinya meminta agar segera dicari formula penyelesaian kasus masa lalu, bukan untuk membuka luka lama, tapi demi kelapangan hati menatap masa depan bersama," paparnya.
Juru bicara Pasangan AZAN M Fauzan Febriansyah mengatakan, dukungan untuk Zaini Abdullah dan Nasaruddin tersebar di 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. "Dukungan terbanyak berasal dari Kabupaten Pidie, disusul Aceh Selatan dan Aceh Utara. Dari segi umur, yang terbanyak memberi dukungan adalah penduduk antara 30 hingga 39 tahun," kata dia.