Senin 08 Aug 2016 20:11 WIB

Akhlak Mulia Ummu Sulaim

Akhlak mulia (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Akhlak mulia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ummu Sulaim memiliki nama lengkap Ummu Sulaim binti Malhan bin Khalid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin 'Ady bin Najjar al-Anshariyyah al-Khazrajiyyah. Ia biasa dipanggil Rumaisha.

Ummu Sulaim adalah seorang wanita yang memiliki sifat keibuan dan cantik. Dirinya dihiasi pula dengan ketabahan, kebijaksanaan, lurus pemikirannya, dan dihiasi pula dengan kecerdasan berfikir dan kefasihan serta berakhlak mulia. Karena ia memiliki sifat yang agung tersebut, putra pamannya yang bernama Malik bin Nadlar pun mengajukan diri untuk melamarnya. Dari hasil pernikahannya ini, lahirlah Anas bin Malik, salah seorang sahabat yang agung.

Tatkala cahaya Islam mulai terbit, Ummu Sulaim termasuk golongan pertama yang masuk Islam awal-awal dari golongan Anshar. Ia tidak memedulikan segala kemungkinan yang akan menimpanya di dalam masyarakat jahiliyah penyembah berhala.

Adapun halangan pertama yang harus ia hadapi adalah kemarahan Malik, suaminya, yang baru saja pulang dari bepergian dan mendapati istrinya telah masuk Islam. Malik berkata dengan kemarahan yang memuncak, "Apakah engkau murtad dari agamamu?". Maka dengan penuh yakin dan tegar beliau menjawab: "Tidak, bahkan aku telah beriman".

Suatu ketika, beliau menuntun Anas sembari mengatakan: "Katakanlah La ilaha illallah." (Tidak ada ilah yang haq kecuali Allah). Katakanlah, Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah." (aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah) kemudian Anas mau menirukannya. Akan tetapi, ayah Anas mengatakan, "Janganlah engkau merusak anakku". Maka Ummu Sulaim menjawab: "Aku tidak merusaknya, melainkan aku mendidik dan memperbaikinya".

Perasaan gengsi dengan dosa-dosa menyebabkan Malik bin Nadlar marah dan meninggalkan rumah. Ia juga bergabung dengan kafilah musuh untuk memerangi Islam. Ia pun terbunuh dalam sebuah pertempuran. Ketika Ummu Sulaim mengetahui bahwa suaminya telah terbunuh, ia tetap tabah mengatakan: "Aku tidak akan menyapih Anas sehingga dia sendiri yang memutusnya, dan aku tidak akan menikah sehingga Anas menyuruhku".

Kemudian Ummu Anas menemui Rasulullah dan mengajukan agar buah hatinya, Anas, dijadikan pembantu oleh manusia terbaik di seluruh alam tersebut. Rasulullah menerimanya, sehingga sejuklah pandangan Ummu Sulaim karenanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement