Senin 08 Aug 2016 22:15 WIB

Ledakan Bunuh Diri di Pakistan Tewaskan 63 Orang

Ekspresi kerabat korban ledakan bom di depan rumah sakit di Quetta, Pakistan, Senin (8/8).
Foto: REUTERS/Naseer Ahmed
Ekspresi kerabat korban ledakan bom di depan rumah sakit di Quetta, Pakistan, Senin (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA -- Satu ledakan bunuh diri di Pakistan merenggut sedikitnya 63 jiwa dan melukai puluhan lainnya dalam sebuah serangan terhadap para pelayat di rumah sakit di Quetta, demikian sejumlah pejabat di Provinsi Baluchistan.

Pengebom menyerang lebih 100 pelayat, sebagian besar pengacara dan wartawan. Mereka memadati unit gawat darurat rumah sakit itu untuk menunggu jasad seorang pengacara terkenal. Pengacara tersebut ditembak dan dibunuh di kota itu Senin pagi, kata Faridullah, seorang wartawan kepada kantor berita Reuters.

Faridullah termasuk di antara mereka yang menderita cedera. Abdul Rehman Miankhel, seorang pejabat senior di Rumah Sakit Sipil yang dikelola pemerintah tempat ledakan terjadi, mengatakan kepada wartawan sedikitnya 63 orang meninggal dan lebih 50 orang luka-luka. Diperkirakan jumlah korban bertambah.

"Banyak yang cedera jadi jumlah korban yang meninggal bisa naik," kata Menteri Kesehatan Provinsi Baluchistan, Rehmat Saleh Baloch.

Gambar-gambar televisi menyiarkan suasana di wilayah itu dengan orang-orang yang panik berlarian melewati puing-puing sementara asap memenuhi koridor-koridor rumah sakit.

Motif di balik serangan tersebut belum jelas dan belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Namun sejumlah pengacara telah menjadi sasaran dalam serangkaian pembunuhan baru-baru ini di Quetta.

Korban paling akhir Bilal Anwar Kasi ditembak dan dibunuh selagi dalam perjalanan ke kompleks pengadilan utama di kota itu, kata Nadeem Shah, seorang perwira senior, kepada Reuters. Bilal adalah ketua Asosiasi Pengacara Baluchistan.

Serangan bunuh diri yang baru terjadi tampaknya menyasar pelayat Anwar Ul Haq Kakar, seorang juru bicara pemerintah Baluchistan. "Tampaknya itu serangan yang sudah direncanakan," kata dia.

Polisi menutup rumah sakit itu setelah terjadi ledakan. Selain pemberontakan separatis yang telah terjadi lama dan ketegangan sektarian, Baluchistan juga menderita akibat kejahatan yang meningkat.

Pada Januari, seorang pelaku bom bunuh diri membunuh 15 orang di luar pusat pencegahan polio dalam suatu serangan yang diklaim baik oleh Taliban Pakistan maupun Jundullah, satu kelompok militan lain.

Quetta juga dipaandang sebagai pangkalan bagi Taliban Afghanistan, yang kepemimpinannya secara berkala mengadakan pertemuan-pertemuan di sana pada masa lampau.

Pada Mei, pemimpin Taliban Afghanistan Akhtar Mansour dibunuh melalui serangan pesawat tanpa awak Amerika Serikat sementara dalam perjalanan ke Quetta dari perbatasan Pakistan-Iran.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement