Selasa 09 Aug 2016 09:57 WIB

DDII Resmikan Akademi Dakwah Indonesia

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ani Nursalikah
etua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia KH Syuhada Bahri (kiri)
Foto: Antara
etua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia KH Syuhada Bahri (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII) meresmikan pendirian Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Batam. Peresmian lembaga pendidikan kader da'i Program D2 ini dilakukan di Komplek Pesantren An Ni’mah

Dapur 12 Kelurahan Sei Pelunggut, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri, Ahad (7/8).

Peresmian ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama penyelenggaraan pendidikan ADI Batam oleh Ketua Dewan Dakwah Kota Batam Abdurrachman dan Pimpinan Pesantren An Ni’mah Ustaz Ariyanto Rosyad.

"Sebagai salah satu pintu internasional wilayah Republik Indonesia, Kota Batam dinilai sangat strategis. Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ini dapat menjadi mercusuar syiar dakwah Islam di kawasan perairan Malaka, atau sebaliknya menjadi pintu masuk pengaruh asing yang berdampak negatif. Karena itu, kehadiran Akademi Dakwah Indonesia (ADI) di Batam ini menjadi penting sekali,’’ ujar Ketua Umum DDII, Mohammad Siddik, dalam peresmian ADI di Batam.

Ketua Bidang Dakwah DDII Imam Zamroji mengemukakan ADI Batam merupakan akademi kedelapan yang dilahirkan Dewan Dakwah. ‘’Sebelumnya sudah hadir ADI Bandung (Jawa Barat), Sambas (Kalimantan Barat), Solo (Jawa

Tengah), Metro (Lampung), Aceh (NAD), Bukittinggi (Sumbar), dan ADI Kupang (NTT),’’ kata Imam.

Keberadaan ADI semakin melengkapi lembaga pendidikan yang diselenggarakan Yayasan An Ni'mah. Yayasan ini dirintis Ariyanto Rosyad, alumnus Lembaga Pendidikan Dakwah Islam (LPDI) Jakarta, yang kemudian ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir.

Pada 1995, An Ni’mah dimulai dengan pendidikan program Kuliyatul Mu'alimin al Islamiyah (KMI) dan sosial panti asuhan. Perkembangan berikutnya, hadirlah SMP An Ni’mah, yang kemudian ditabalkan sebagai SMPN 44 Batam pada 2010. Ini merupakan SMPN berbasis pesantren pertama di Kepri.

Aryanto mengungkapkan, masyarakat saat ini sangat antusias menyekolahkan anaknya di sekolah berbasis pesantren. Jumlah pendaftar tiap tahun ajaran baru selalu melebihi kuota yang tersedia. “Tahun ajaran 2015/2016 yang daftar 700 orang padahal yang bisa masuk hanya 400 orang. Ini kan antusiasnya luar biasa terhadap sekolah berbasis pesantren seperti SMPN 44 ini,” ungkapnya.

Berikutnya diikuti dengan kehadiran Madrasah Aliyah Swasta (MAS) An Ni’mah, yang kini jumlah siswanya hampir 200 anak. Pada Ujian Nasional 2016 ini, siswa MAS An Ni’mah meraih peringkat ketiga nasional nilai UN terbaik dengan jumlah nilai 285,61. Dengan adanya ADI Batam ini, Aryanto mengatakan pendidikan para santri bisa berlanjut hingga menjadi kader da’i yang dibutuhkan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement