Selasa 09 Aug 2016 15:21 WIB

Pendukung Ahok Bentuk Koalisi Kepartaian dan Kerakyatan

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur DKI Jakarta sekaligus Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(tengah) bersama Teman Ahok dan perwakilan pendukung dari partai politik berfoto saat acara Halal Bihalal bersama Teman Ahok di Posko Teman Ahok, Jakarta, Rabu (27/7).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Gubernur DKI Jakarta sekaligus Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(tengah) bersama Teman Ahok dan perwakilan pendukung dari partai politik berfoto saat acara Halal Bihalal bersama Teman Ahok di Posko Teman Ahok, Jakarta, Rabu (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah tujuh partai non-pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membentuk Koalisi Kekeluargaan pada Senin (8/8). Giliran Koalisi pendukung Ahok yang mengumumkan nama aliansi mereka, yaitu Koalisi Kepartaian dan Kerakyatan.

Koalisi tersebut terdiri dari Hanura, Nadem, Golkar dan Teman Ahok. Sekjen Partai Golkar Idrus Marham menyatakan, kelompok yang mendukung Ahok terdiri dari partai dan Teman Ahok. Maka, kata dia, pendukung Ahok ini adalah satuan kepartaian dan kerakyatan.

''Itu adalah Koalisi Kepartaian dan Kerakyatan sebagai satu kesatuan pencerminannya, disitu ada partai dan disitu ada Teman Ahok. berarti kita membentuk koalisi kepartaian dan kerakyatan,'' kata Idrus, dalam konferensi persnya, di DPP Partai Golkar, Selasa (9/8).

Menurut Idrus, strategi mereka adalah menyatu dengan rakyat, dimana instrumennya terdiri dari keluarga besar partai dan Teman Ahok. Tugasnya, memaparkan apa yang telah dikerjakan Ahok selama menjabat sebagai gubernur DKI melanjutkan pemerintahan Jokowi.

Sehingga, Koalisi Kepartaian bersama Koalisi Kerakyatan sebagai satu kesatuan untuk memastikan Ahok menang pada tahun 2017 yang akan datang.

''Ketika kita bicara tentang Pilkada yang kita pikirkan adalah Koalisi Kerakyatan. Kita tidak perlu memikirkan siapapun lawannya, karena ketika rakyat mendukung calon, siapapun lawan Ahok yang kita pikirkan adalah bagaimana Koalisi Kepartaian dan Koalisi Kerakyatan itu betul-betul secara nyata ada di rakyat,'' jelas Idrus.

Wasekjen PKB Daniel Johan menyatakan, gabungnya PKB dalam Koalisi Kekeluargaan merupakan keputusan DPP. Walaupun, PKB sampai saat ini tidak menunjuk calon untuk bersaing dalam bursa calon gubernur DKI Jakarta. PKB juga saat ini sedang dalam posisi menunggu sikap PDIP untuk memilih cagub.

''Kita mau lihat keseriusan PDIP dalam koalisi ini. PKB sangat berharap Budi Waseso berani maju, Tri Rismaharini juga, bila PDIP-nya jelas dan serius,'' ucap Daniel.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement