BOPI: Moeldoko dan Edy Rahmayadi Calon Kuat Pemimpin PSSI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah bakal calon ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh (PSSI) mulai bermunculan. Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menyatakan, seusai Kongres Luar Biasa (KLB) awal pekan lalu, sudah ada dua calon kuat pemimpin di federasi nasional tersebut.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) BOPI Heru Nugroho mengatakan, di internal badan verifikasi keolahragaan itu telah beredar nama Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi untuk dicalonkan. Pencalonan jenderal bintang tiga itu diinisiasi Kelompok K-85 yang beranggotakan lebih dari 90 pemilik suara sah di PSSI.

Calon lainnya yaitu Jenderal Purnawirawan Moeldoko yang merupakan mantan panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI). "Dari informasi yang kami (BOPI) terima, dua jenderal ini calon kuat," kata Heru saat ditemui wartawan di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jakarta, Selasa (9/8).

Menurut Heru, BOPI menilai hadirnya militer dalam perbaikan sepak bola memang dibutuhkan. Dari dua sosok tersebut, dikatakan dia, memang pantas melibatkan diri melakukan intervensi yang positif untuk perbaikan tata kelola dan reformasi sepak bola nasional. "Itu perintah presiden. Jelas diperintahkan untuk memperbaiki sepak bola yang darurat," ujar dia.

Keterlibatan militer di PSSI dikatakan Heru memang diperlukan. Bukan cuma untuk memberikan ketegasan dari pemerintah, melainkan juga agar ada perubahan dan perbaikan organisasi di PSSI. Akan tetapi, Heru mengatakan, jika nantinya di antara dua calon militer tersebut terpilih, BOPI pun tak menghendaki kepemimpinan di antaranya berlangsung lama.

Menurut Heru, rencana kepemimpinan militer di PSSI setidaknya tak memakan waktu satu atau dua tahun. Sebab, tugas utama kepemimpinan baru di federasi nasional mendatang hanya untuk memperbaiki dan menyusun sistem sepak bola yang lebih baik. "Paling satu atau dua tahun saja, selanjutnya kembalikan ke sipil," sambung Heru.

PSSI memang sudah mulai membuka pembukaan calon ketua umum PSSI sejak Rabu (3/8) lalu. Namun, persoalan teknis pencalonan tersebut belum terbentuk. Pemilihan ketua umum sendiri baru akan terlaksana pada 17 Oktober mendatang. Jenderal Moeldoko sendiri ketika dihubungi untuk dimintai tanggapan tentang pencalonannya belum memberikan respons.