Selasa 09 Aug 2016 17:53 WIB

Klaim ISIS di Pakistan Diragukan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Warga dan relawan menolong seorang pria yang terluka dari lokasi ledakan rumah sakit di Quetta, Pakistan, 8 Agustus 2016.
Foto: Reuters/Naseer Ahmed
Warga dan relawan menolong seorang pria yang terluka dari lokasi ledakan rumah sakit di Quetta, Pakistan, 8 Agustus 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA -- Pengeboman di rumah sakit di Quetta, ibu kota Provinsi Baluchistan, Pakistan, menewaskan lebih dari 60 orang.  Serangan ini awalnya diklaim oleh Jamaat-ur-Ahrar, sebuah faksi Taliban Pakistan yang berjuang untuk menggulingkan pemerintah.

Namun ISIS mengatakan, salah satu pejuangnya melancarkan serangan tersebut.  "Seorang martir dari ISIS meledakkan sabuk peledak di sebuah pertemuan karyawan kementerian kehakiman dan polisi Pakistan di Kota Quetta," kata kantor berita yang berafiliasi dengan ISIS, Amaq.

Direktur Pusat Penelitian dan Studi di Islamabad Imtiaz Gul mengatakan klaim ISIS sangat tidak meyakinkan. Sementara itu Muhammad Amir Rana yang merupakan kepala Institus Pakistan untuk Studi Perdamaian menganggap klaim tanggung jawab dari Jamaat-ur-Ahrar lebih kredibel.

Ia mencatat, Jamaat bersumpah setia pada kepemimpinan Negara Islam Timur Tengah pada 2014, tetapi kemudian beralih kembali ke Taliban. "Setiap kali mereka telah melakukan serangan, mereka telah mengambil tanggung jawab secara independen," ujar Rana.

Pekan lalu, Jamaat telah dimasukkan ke daftar teroris global oleh Amerika Serikat.

Baca juga,  AS Kutuk Serangan RS Pakistan.

Baluchistan yang berbatasan dengan Afghanistan adalah rumah bagi banyak kelompok-kelompok militan, terutama sektarian yang telah meluncurkan kampanye bom bunuh diri dan pembnuhan etnis Hazara-berbahasa Persia.

"Banyak kelompok yang berbasis di Baluchistan memiliki agenda anti-Syiah, sehingga mereka menemukan hubungan ieologis dengan ISIS," kata seorang pejabat militer yang berbasis di Quetta hingga 2015.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement