REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berkelit dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengatakan bahwa serapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI rendah. Menurut Ahok, anggaran APBD DKI Jakarta justru mengalami peningkatan.
Menanggapi hal itu, Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Prabowo Soenirman menyebut bahwa Ahok hanya melakukan pencitraan saja. "Ya memang rendah (serapan APBD DKI), tapi Ahok hanya pencitraan juga biar seolah-olah dia bekerja," ujar Prabowo saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (9/8).
Menurut Prabowo, sampai saat ini penyerapan anggaran yang dilakukan Ahok hanya 37 persen. Artinya, lanjut dia, pencapaian target Pemprov DKI untuk menyerap APBD 2015 sebesar 69,2 trliliun tidak akan tercapai juga. "Pak Ahok buktikan dong, berapa kenaikan penyerapannya. Dari mana kenaikannya sedangkan kita tahu penyerapan anggaran masih rendah, padahal ini baru Agustus," jelas dia.
Prabowo menegaskan bahwa sejauh ini tidak hanya penyerapan anggaran DKI yang masih rendah tapi pendapatan daerah juga rendah. Secara keuangan, kata dia, belum ada yang menarik di DKI Jakarta. "Yang pasti dampak rendahnya pendapatan juga berdampak pada pembangunan. Terbukti di SKPD-SKPD penyerapannya masih rendah, terutama untuk perumahan dan taman," ucap Ahok.
"Itu dampaknya karena pendapatan tidak tercapai berdampak terhadap penerapan anggaran, itu sudah otomatis itu," lanjut dia.Diketahui bahwa APBD DKI 2015 mencapai Rp 69,2 triliun. Hal itu lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp 72,9 triliun. Sementara, Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) mencapai 8,7 triliun.