REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan bos CIA Michael Morell mengusulkan kebijakan yang menakutkan untuk menghabisi seluruh orang Rusia dan Iran di Suriah.
Sebelumnya, nama Morell diperbincangkan karena menyebut calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai ancaman bagi keamanan AS di kolom New York Times pekan lalu. Ia juga menyebut Trump secara tak sadar telah menjadi agen Rusia.
Morell, yang pernah bekerja bersama Hillary Clinton, memantapkan dukungannya untuk kandidat Partai Demokrat itu. Morell yakin Hillary memiliki pengalaman untuk menjaga keamanan nasional AS.
"Ketika kami berada di Irak, Iran memberikan senjata kepada milisi Syiah yang membunuh tentara Amerika," ujar Morell pada PBS, Selasa (9/8). "Kita harus membuat Iran membayar apa yang dilakukan di Suriah. Kita harus membuat Rusia membayar," katanya melanjutkan.
Saat ditanya apakah yang dimaksud membunuh personel Rusia dan Iran, Morell mengaku setuju. Namun dilakukan secara rahasia. "Kalian tak berdiri di Pentagon dan mengatakan 'kami melakukan ini', Namun kalian harus pastikan Moskow dan Teheran mengetahuinya."
Baca juga, Erdogan: Turki Berhak Gelar Operasi Militer di Suriah.
Terkait kelompok pemberontak yang didukung AS di Suriah, Morell mengatakan ia ingin Amerika mendukung mereka untuk bertindak lebih agresif. Tidak hanya terhadap pemerintahan Bashar Assad, tetapi juga dalam melawan Iran dan Rusia.
Morrell kemudian melanjutkan bagaimana AS harus "menakut-nakuti" Assad, termasuk mengusulkan untuk membunuh pengawalnya dan mengebom gedung-gedung pemerintahan di Suriah pada tengah malam.
"Saya tidak menganjurkan untuk membunuh dia (Assad),” ujar Morell, “Saya ingin menekan dia, saya ingin memberi tekanan pada Iran, saya ingin memberi tekanan pada Rusia agar mereka melakukan penyelesaian secara diplomatik."