Rabu 10 Aug 2016 14:38 WIB

Polri: Curhatan Freddy Budiman Belum Tentu Benar

Rep: Mabruroh/ Red: Bilal Ramadhan
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Boy Rafli Amar memberikan keterangan pers kepada wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad (31/7). (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Boy Rafli Amar memberikan keterangan pers kepada wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad (31/7). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengkuan Freddy Budiman kepada Koordintor Kontras Haris Azhar menuai kecurigaan. Kepercayaan masyarakat terhadap aparat pun seolah menjadi semakin melemah.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan apa yang ditulis oleh Haris terkait curhatan Freddy tersebut meresahkan masyarakat. Padahal kata dia belum tentu konten tersebut dapat dibuktikan kebenarannya.

"Kami secara jujur sampaikan ke masyarakat. Kami harap masyarakat dapat memahami apa yang diucapkan (Freddy) belum tentu sebuah kebenaran. Ini diperlukan langkah investigasi, verifikasi, dan penelusuran," ujar Boy di Jakarta, Rabu (10/8).

Jujur saja kata Boy, pengakuan Freddy ini jelas suatu hal yang merugikan institusinya. Institusi di mana sedang semangat-semangatnya membangun soliditas dan perang melawan narkoba justru muncul Informasi tersebut. Boy khawatir informasi ini berdampak pada melemahnya semangat untuk pemberantasan narkoba.

"Jadi kejujuran-kejujuran ini harus kita ungkapkan. Tentu polri punya tanggung jawab dalam memberantas narkona. Jadi isu ini harus bisa kita sampaikan secara proporsional kepada masyarakat, bisa benar bisa tidak benar," jelasnya.

Polri juga kata dia tidak ingin menghakimi institusinya sendiri karena kekhawatiran melemahnya semangat aparat dalam memberantas narkoba. Padahal ancaman-ancaman narkoba seolah tidak pernah mati dan tidak ada putus-putusnya.

Menurut Boy, Polri juga sangat khawatir informasi tersebut justru mencederai kepercayaan masyarakat terdapat institusi Polri. Padahal sambungnya selama ini masyarakat adalah sumber informasi Polri dalam melakukan pemberantasan narkoba tersebut.

"Karena kalau nanti publik memposisikan dalam posisi yang tidak partisipatif kepada aparat penegakah hukum, tambah berat kita memberantas narkoba. Kita tidak mau itu terjadi," tegasnya.

Boy juga mengaku khawatir situasi justru dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain. Yakni untuk melakukan tindakan yang mereka inginkan untuk menyebarluaskan narkoba. "Jadi kita melawan kelompok yang sangat dinamis, (makanya) kekuatan polri harus tetap solid untuk penegakan hukum," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement