REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Anggota Komisi X Dadang Rusdiana mengatakan, kebijakan full day school perlu melakukan pengkajian terlebih dahulu. Karena ini merubah kebiasaan yang selama ini lakukan.
Artinya, kesiapan anak-anak dengan perubahan seperti ini mesti dipikirkan. Apalagi berkaitan dengan fasilitas yang disiapkan sekolah.
''Kalau perlu Komisi X membentuk panja dulu untuk menguji kesahihan konsep full day school,'' kata Dadang, saat dihubungi, Rabu (10/8).
Menurutnya, kebijakan full day school bukannya prioritas utama. Masalah yang lebih penting, lanjut politisi Hanura itu, adalah bagaimana meningkatkan kualitas, kesejahteraan dan pemerataan guru. Termasuk sarana dan prasarana sekolah yang memadai serta persoalan implementasi kurikulum 2013
''Ya fokus dulu di tiga hal itu,'' ujarnya.
Dadang menjelaskan, contoh tambahan sarana prasarana adalah tempat istirahat yang memadai buat anak. Fasilitas kantin yang aman bagi kesehatan, dan tentunya uang saku harian yang cukup. ''Siapa yang menjamin semua ini. Sudah siapkah pemerintah, sementara ruang belajar saja masih banyak yang rusak, ini masalah,'' jelas dia.
Dadang mengatakan kebijakan tersebut jangan terburu-buru dilakukan, sebelum sarana prasarana pendukung disiapkan.
Pemerintah juga harus menginventarisir sekolah yang selama ini masih memiliki dua shift karena keterbatasan ruang kelas.
''Masa shift kedua harus belajar sampai tengah malam, kan nggak mungkin. Jadi perlu kajian terlebih dahulu,'' ucap Dadang.