Rabu 10 Aug 2016 16:45 WIB

Pasukan Suriah Bombardir Pemberontak di Aleppo

Masyarakat bersorak menyambut tembusnya kawasan yang dikuasai oposisi di bagian timur Aleppo, Sabtu (6/8).
Foto: Reuters
Masyarakat bersorak menyambut tembusnya kawasan yang dikuasai oposisi di bagian timur Aleppo, Sabtu (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pasukan pemerintah Suriah beserta sekutunya mengebom pemberontah di Aleppo barat daya pada Selasa, dekat tempat pemberontak membuka jalur ke wilayah yang diduduki oposisi, kata media pendukung Damaskus.

Stasiun televisi Al Manar milik Hizbullah mengatakan bahwa pasukan pemerintah bergerak untuk memotong langkah pemberontak, yang mengarah ke wilayah Aleppo, yang diduduki oposisi. Petinggi pemberontak menyangkal ada pergerakan pemerintah di tempat tersebut.

Pertempuran dalam perang saudara Suriah itu, yang telah berlangsung lima tahun, dalam beberpaa bulan belakangan berpusat pada Aleppo, kota terbesar di Suriah sebelum perang. Hampir dua juta orang masih tinggal di tempat itu.

Aleppo terbagi antara wilayah diduduki pemerintah di bagian barat dengan wilayah pemberontak di bagian timur, tempat pasukan pemerintah pada bulan lalu mengepungnya dengan cara memotong jalur perbekalan oposisi dari utara.

Baca: Pemberontak Suriah Sangkal Kehilangan Wilayah Aleppo

Pemberontak secara efektif mengatasi kepungan itu dengan serangan terhadap markas militer pemerintah di bagian baratdaya Aleppo pada Sabtu, membuka jalur menghubungkan bagian timur dengan wilayah pemberontak. Pada saat sama, mereka memotong jalur persediaan utama yang mengarah kepada wilayah Aleppo milik pemerintah, meningkatkan prospek para pemberontak yang berbalik mengepung wilayah itu.

Pada Selasa, pasukan pemerintah yang didukung oleh serangan udara berhasil merebut kembali sejumlah wilayah dan menutup jalur pemberontak, sejumlah media pro-Damaskus termasuk stasiun televisi Hizbullah, Al Manar melaporkan. Kelompok Syiah Muslim Libanon, Hizbullah, bertempur di pihak pemerintah Suriah, Presiden Bashar Al Assad.

Petinggi pemberontak menyangkal adanya kemajuan pemerintah. "Tidak ada pergerakan, tak satu pun. Keadaannya baik. Terdapat banyak pemboman, namun para saudara (petarung) sedang berlindung, hingga mereka memulai pergerakan baru dalam pertempuran," kata Abu Al Hasanein, seorang komandan senior di Fateh Halab, koalisi kelompok pemberontak di kota itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement