Kamis 11 Aug 2016 08:36 WIB

Artika Sari Devi Apresiasi Keingintahuan Anak

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Andi Nur Aminah
Artika Sari Devi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Artika Sari Devi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artika Sari Devi memiliki cara tersendiri untuk mengapresiasi keingintahuan anak-anaknya. Menurutnya, kadang seorang ibu selalu ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya dengan membatasi apa yang ingin anak ketahui. Namun di balik itu ada kebiasaan baik yang harus ditanamkan kepada anak.

 

“Anak selalu ingin tahu dalam hal apa pun, di situ seorang ibu harus bisa menyikapinya dengan baik,” ujar Artika, saat ditemui dalam acara Pepsodent kampanye #mommyslittlepartner, di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (10/8).

 

Ia menuturkan, membatasi keingintahuan anak akan menghambat minat anak untuk membantu orangtua. Dengan demikian Artika mengaku selalu memperbolehkan anak mengakses keingintahuannya dengan tetap mengawasi mereka.

 

“Misalnya anak ingin ikut potong buah, kita bisa kasih buah yang mudah dipotong seperti pepaya dan kasih pisau yang tidak terlalu tajam. Jangan dilarang, dengan begitu anak akan terbiasa membantu,” ungkap Artika.

 

Baginya, menjadi ibu berarti memiliki dua sisi yang berbeda. Di satu sisi ibu mendapat berkah dengan hadirnya anak. Menurut dia, mendidik anak adalah seni yang dimiliki setiap ibu dengan cara yang berbeda-beda.

 

Di sisi lain, menjadi ibu adalah tantangan karena dapat menguras energi dan pikiran. Sehingga, ia harus tahu betul apa yang harus dia batasi dan dia awasi pada anak. “Saya salut bagi ibu-ibu karir yang bisa memanfaatkan waktunya 24 jam dalam sehari untuk mengurus pekerjaan kantor dan mengurus anak,” ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement