REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama seseorang, apalagi jika dia memangku jabatan tertentu akan menjadi perhatian dan penilaian masyarakat luas. Penilaian yang salah bisa terjadi hanya karena nama. Ini pernah dialami Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius.
Pengalaman yang menurutnya dianggap lucu itu terjadi ketika ia mengisi kuliah umum terkait bidangnya di salah satu universitas di Yogyakarta. Dia hadir ke tempat tersebut untuk memenuhi undangan dari Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia.
Mantan kabareskrim itu menceritakan, salah satu panitia di tempat dia akan mengisi kuliah umum protes karena merasa tidak tepat mengundang dia menjadi pemateri. “Saya dibisiki sama salah satu panitianya. Ini bisa enggak nyambung,” kata Suhardi menirukan bisikan salah satu panitia acara yang disampaikan kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu.
Dengan nada santai Suhardi pun langsung menjawab. “Lah kenapa bisa enggak nyambung?” tanya Suhardi.
Si pembisik itu mengatakan kepada Suhardi bahwa nama Alius adalah nama orang Nasrani, sementara tema yang dibuat terkait Islam. “Saya dikira Nasrani. Saya jawab, saya ini Muslim. Alhamdulillah saya sudah haji pada 1996, 20 tahun yang lalu ketika pangkat saya masih kapten. Jadi banyak orang terkecoh nama,” katanya sambil tertawa.
Suhardi mengatakan namanya sebenarnya adalah Suhardi saja tanpa Alius. Namun, penambahan Alius itu adalah untuk mengikuti nama ayahnya. “Nama bapak saya Alius, nama saya Suhardi. Yang memberikan nama ya almarhum Bapak. Jadi, nama lengkap saya Suhardi Alius,” katanya.