REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku jika tawaran untuk menjadi kader PDIP selalu terbuka untuknya. Namun ia enggan menerima tawaran tersebut, meski untuk mendapatkan dukungan PDIP di Pilkada DKI Jakarta.
Ahok mengungkapkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun sudah tahu jika dirinya enggan bergabung dengan PDIP. Tetapi Ahok mengatakan ia selalu meminta restu PDIP terkait keputusan politik yang diambilnya.
"Beliau (Mega) sudah tahu saya enggak mau masuk partai lagi. Tapi saya selalu permisi, seperti pas masuk Golkar, kemudian saat bergabung ke PIB saya permisi ke Bang Taufik (Almarhum Taufik Kiemas)," ujarnya di Balai Kota, Kamis (11/8).
"Juga waktu Gerindra (Pilkada 2012), masa ngomong dua-dua (Cawagub-Cagub DKI) masa PDIP, satu bagi kami dong, saya permisi lagi," katanya.
Selain itu, Ahok menyebut Mega ingin agar kadernya diikutsertakan sebagai Cawagub mendampinginya. Ahok pun berkelakar agar Heru Budhi Hartono (Kepala BPKAD DKI) dijadikan sebagai kader PDIP, sebab Ahok ingin Heru mendampinginya di Pilkada DKI Jakarta.
"Bu Mega udah ngomong kok 'Ahok kan gak mau terima KTA (kartu tanda anggota) kita kan'. Makanya wakilnya mesti PDIP, gampang bu, Heru aja suruh masuk PDIP. Kalau enggak mau Djarot, mau Heru ya masukin aja PDIP. Cuma susah jawabnya 'memang Djarot ada salah apa? sampai dibalikin ke rumah'," jelasnya.