REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, mengusulkan agar wacana full day school yang diusulkan oleh. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dikaji terlebih dahulu. Terutama, dari sisi dampak psikologis terhadap siswa.
"Kami harap, ini ada kajian-kajian terlebih dahulu terutama pada psikologis anak (kalau diterapkan full day school," ujar Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari, usai membuka Seminar Ekonomi "Antisipasi Serbuan Tenaga Kerja Asing Pada Perdagangan Bebas MEA", Kamis (11/8).
Menurut Ineu, harus ada kajian dampak apa terhadap peserta didik jika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberlaku aturan full day school. Jadi harus ada analisis apabila sekolahnya memberlakukan full day school akan ada akibat apa bagi anak didiknya.
Ineu menilai, anak-anak di bawah umur 12 tahun masih memerlukan waktu untuk bermain selain harus menerima pelajaran di bangku sekolah. Ia pun, dulu tidak bersekolah full day.
"Menurut saya anak-anak perlu ada waktu tertentu untuk apalagi ini anak-anak usianya di bawah 7 tahun, 12 tahun, ingin ada waktu bermain," katanya.
Ineu berharap sistem full day school jangan sampai membebani anak/siswa dan orang tua jika benar-benar diterapkan oleh Kemendikbud. "Hal-hal yang akan diberlakukan untuk anak itu saya kira harus betul-betul dikaji dengan matang karena anak ini kan generasi penerus bangsa ini," katanya.
Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan wacana full day school bukan berarti belajar sehari penuh tetapi memastikan peserta didik mengikuti penanaman pendidikan karakter.