REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan dirinya terbuka jika ada Parpol lain, di luar Nasdem, Golkar dan Hanura, yang ingin ikut mendukungnya di Pilkada DKI Jakarta 2017. Namun Ahok menegaskan, ia enggan meminta-minta agar Parpol lain untuk mendukungnya.
Ahok mengatakan tak mau tunduk terhadap hegemoni Parpol. Sehingga lebih baik ia bersikap independen dengan tak menggantungkan diri pada Parpol. Meski pada kenyatannya ia memilih dicalonkan lewat Parpol ketimbang independen di Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Saya sih orangnya oke-oke saja. Kamu mesti tahu, ya. Saya ini adalah orang berani berhenti dari Bupati cuma 16 bulan, cuma untuk jadi Gubernur, ketika partai belum jelas. Enggak ada kan orang mau berani berhenti," katanya di Balai Kota, Kamis (11/8).
Ahok mengungkapkan, ia tidak menskenariokan mendapat dukungan dari Parpol dalam Pilkada 2017. Namun seiring bertambahnya dukungan teman Ahok, ia menilai parpol mulai terbuka. Ia pun tak mau menolak itikad baik tiga parpol pengusungnya.
"Nah, kan soal partai. Saya dari pertama apa? Enggak ada partai juga enggak apa-apa dari pertama tahu enggak. Langsung independen gitu loh. Eh, sekarang nambah tiga. Ya sudah. Mau empat, mau lima, yang penting komunikasi beres saja," ujarnya.