Kamis 11 Aug 2016 17:32 WIB

Di Tengah Perang Lawan ISIS, AS Kekurangan Pilot Jet Tempur

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Jet F.16 Amerika
Foto: Sputnik
Jet F.16 Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Angkatan Udara Amerika Serikat sedang berupaya keras mengisi kekosongan pos pilot jet tempur. Pada Kamis (11/8), AP melaporkan Angkatan Udara AS kekurangan 700 pilot hingga akhir tahun ini, terutama dalam tiga perang melawan ISIS di Irak, Suriah dan Libya.

Sekretaris Angkatan Udara, Deborah Lee James bahkan berencana menambah bonus retensi pilot hingga 35 ribu dolar AS untuk menyemangati mereka agar tetap dalam profesi ini. Bonus tahunan itu meningkat dari sebelumnya 25 ribu dolar AS.

Angkatan udara telah menghadapi retensi pilot selama beberapa waktu. Maskapai swasta tak jarang  menawari mereka upah lebih tinggi.

James mengatakan kekurangan pilot bisa meningkat jadi 1.000 orang dalam beberapa tahun. "Maskapai diramalkan harus menarik lebih banyak orang," kata Lee. Angkatan Udara juga butuh meningkatkan pelatihan bagi pilot-pilot baru.

Ia dan Jenderal David Goldfein, Kepala Staf Angkatan Udara ingin meningkatkan kualitas hidup pilot dan kondisi layanan militer, termasuk pelatihan dan perumahan. "Ini adalah krisis, dan ini adalah sesuatu yang harus diperjuangkan," kata Goldfein.

Meski kurang, ia berargumen bahwa kekurangan pilot tidak berimbas pada operasi udara di Irak, Suriah dan Libya. Namun pekerjaan yang terus menerus berimbas pada keputusan mereka apakah akan tetap di profesi ini atau tidak.

Baca juga, ISIS Culik 300 Pekerja Pabrik.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement