REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan masih akan tetap memimpin Surabaya sampai masa jabatannya berakhir. Sampai saat ini ia mengaku belum dipanggil oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri ke Jakarta.
Risma, sapaan akrabnya, menyatakan jika dipanggil Mega, ia akan menjabarkan alasannya tetap ingin memimpin Surabaya. Risma juga akan membawa aspirasi masyarakat Surabaya yang tetap menginginkannya menjadi Walikota sampai masa jabatan habis.
“Nanti kan anu Ibu [Mega] panggil aku kalau misalkan dikasih rekomendasi, kalau enggak ya enggak, nanti di situ kan komunikasi. Tapi pasti Ibu akan bijaksana sekali,” kata Risma di sela-sela meninjau TPA Benowo, Kamis (11/8).
Penyataan Risma tersebut bukan tanpa alasan. Saat pembentukan Kabinet Kerja pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo, Risma sempat dipanggil Mega ke Jakarta untuk diminta menjadi menteri.
Namun saat itu Risma menolak dengan alasan warga Surabaya belum sejahtera. Oleh sebab itu, ia menepis pertanyaan wartawan yang menanyakan kesiapan Risma jika ditugaskan Mega untuk maju di Pilkada DKI Jakarta. “Ya kemarin mestinya aku jadi menteri rek, tapi kemudian Bu Mega manggil, saya sampaikan enggak Bu,” ungkapnya.
Ia juga tidak ambil pusing dengan hasil penelitian lembaga survei yang menyatakan elektabilitasnya menyaingi Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurut mantan Kepala Bappeko ini, masalah yang dihadapi saat ini bukan soal kekuasaan atau menang-kalah Pilkada.
Baca juga, Elektabilitas Risma Melejit, Ahok Melorot.
Melainkan membuat warga Jakarta sejahtera. “Karena ini bukan untuk aku berkuasa atau PDIP berkuasa tapi untuk warga di Jakarta lebih sejahtera, itu enggak bisa kalau cuma ngomong angka-angka [hasil survei] saja,” ujarnya.
Untuk membuat warga sejahtera, menurutnya, tidak bisa dilakukan sendiri. Risma juga menekankan jika ia tidak tengah resah maupun berwajah tertekan. Ia mengaku sama sekali tidak berpikir untuk maju di Pilkada DKI tahun depan.