REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama merasa tak bermasalah jika Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Saefullah menggalang massa jelang Pilkada DKI 2017. Pria yang akrab disapa Ahok itu pun mempersilakan Saefullah mencalonkan diri, baik itu sebagai cagub atau cawagub.
"Saya mah kasih kebebasan, justru kalau ada mau maju jadi kepala daerah, kamu harus kerja baik-baik supaya orang Jakarta lihat bahwa sekda kerjanya cepat. Makanya waktu di video itu kan kalau kesempatan Anda kampanye, Anda kan orang Betawi. Dia juga permisi sama saya, 'boleh enggak, Pak, saya jadi ketua PBNU DKI?' Untuk galang massa atau apa, Boleh," katanya, di Balai Kota, Jumat (12/8).
Ahok juga mengingat kalau dirinya sempat diberi kaus bertuliskan "Sahabat Saefullah" sebagai pertanda pencalonan Saefullah. Namun, ketika itu Ahok menyebut belum ada tawaran untuk maju pada Saefullah dari parpol.
"Dia sih ngomong sama saya belum ada tawaran untuk maju. Kalau dia maju (pilkada), dia mundur dari Sekda. Enak, kan?" ujarnya.
Ia menilai jika Saefullah meninggalkan posisinya sebagai sekda, maka masih banyak PNS yang mengantre untuk merebut posisi itu. Apalagi ia menjanjikan adanya uang operasional sebesar Rp 100 juta bagi sekda DKI.
"Saya mah gampang, yang mau jadi Sekda mah ngantre sebetulnya. Kalau Oak Saefullah nyalon nih, kan harus mundur. Itu kita harus buka seluruh Indonesia loh untuk jadi sekda di DKI. Siapa yang enggak minat? Tiap bulan dari saya Rp 100 juta (untuk) operasional," jelasnya.