REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyebut pihaknya telah menurunkan 40 juta liter air untuk memadamkan titip api yang tersebar di Provinsi Riau. Pemadaman lewat metode water bombing dari udara tersebut dilakukan sejak Februari 2016.
Selain Riau, sambung Siti, water bombing juga telah dilakukan di Sumatra Selatan dan Kalimantan Tengah. Untuk Kalimantan Tengah, pemadaman api lewat jalur udara sudah berjalan sejak Juni.
"Sekarang Kalimantan Barat juga sudah minta (water bombing). Kita sedang siapkan bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," kata Siti di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (12/8).
Untuk menjaga agar kebakaran hutan tak terjadi, Siti menyebut kuncinya ada pada deteksi dini api. Begitu muncul hotspot yang terdeteksi oleh radar, maka tim yang ada di lapangan langsung terjun untuk memadamkannya.
Menurut dia, normalnya dalam 2-3 hari dari sejak terdeteksi, api sudah dapat padam. Namun, Siti mengakui bahwa sistem deteksi dini yang ada saat ini belum mapan. Idealnya, tiap provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa memiliki tim khusus yang mampu bekerja cepat memadamkan api yang lokasinya terdekat dari mereka. Artinya, jika api muncul, tak perlu langsung tim dari provinsi yang terjun ke hutan. Sistem inilah yang menurut Siti belum terbangun sempurna.