REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Popcon Asia atau Popular Culture Convention Asia untuk kelima kalinya kembali digelar di Indonesia. Mengusung tema "Pop Revolution", festival untuk industri kreatif terutama komik, mainan, film serta animasi ini diselenggarakan pada 12-14 Agustus 2016 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.
Panitia menargetkan 40 ribu pengunjung bakal datang ke Popcon Asia tahun ini. Sebelumnya, pada 2015, tercatat Lebih dari 37 ribu orang hadir ke perhelatan tersebut. Keuntungan yang dihasilkan pun mencapai lebih dari Rp 25 miliar.
Penyelenggaraan Event yang mewadahi industri kreatif tanah air, dianggap perlu untuk memberikan kesempatan para kreator untuk memasarkan karya mereka. Proyeksi pertumbuhan industri kreatif yang dinyatakan oleh Kementerian Perindustrian mencapai 7 persen per tahun.
Grace Kusnadi, CEO Revata sekaligus penggagas Popcon Asia menuturkan pentingnya penyelenggaraan Popcon Asia 2016 dalam upaya pengembangan industri kreatif di tanah air.
“Tingginya potensi industri kreatif Indonesia membuat kita memerlukan suatu wadah untuk berjejaring, berbagi, berkolaborasi, dan meningkatkan kemampuan bagi para kreator. Pada penyelenggaraan Popcon Asia 2016, pengetahuan tentang hak atas kekayaan intelektual menjadi point utama yang kami usung. Kami berharap, para content creator bisa kian menyadari hak-hak mereka atas kekayaan intelektual," ujarnya kepada wartawan, saat ditemui di JCC, Sabtu, (13/8).
Grace memaparkan berbagai acara menarik yang akan disajikan di Popcon Asia nanti. Di antaranya, portofolio review yang akan mempertemukan antara seniman dengan perusahaan industri kreatif. Kedua, masterclass digital illustration bersama dengan komikus Ross Tran, Stanley 'Artgerm' Lau, dan Lius Lasahido. "Ada juga masterclass sinematografi dengan Russel Carpenter, Director of Photography peraih Oscar untuk Titanic dan terlibat pada pembuatan film Antman yang akan memberikan kursus singkat tanggal 13 Agustus nanti," ujar dia.
Sunny Gho, CEO Majalah Kosmik dan Co Founder Popcon Asia menambahkan banyaknya pelaku industri kreatif dari berbagai negara membuka peluang terjadinya kolaborasi bagi para pelaku industri kreatif.
“Bukan hanya kolaborasi dalam membuat konten, namun juga memasarkan hingga meningkatkan nilai komersial. Berbagai keterbatasan yang kita miliki membuat kita perlu berinteraksi dengan pelaku dari luar negeri, tentu hal itu bisa membuat potensi komersial kita kian tinggi di pasar industri kreatif globbal. Hal inilah yang kemudian ingin kami usung, agar para pencipta konten lokal bisa kian bersaing dengan global,” kata dia.
Seperti tahun-tahun sebelumnya di kategori challenge, Popcon Asia juga menampilkan kontes bagi cosplayer, kompetisi 'Poppo Comic Strip Challenge', dan 'Poppaganda Art Challenge' yang menantang komikus atau pelaku industri kreatif lainnya untuk membuat fan-art serta poster propaganda untuk menyebarkan perdamaian di planet Astropop.
Popcon Asia 2016 juga menyediakan workshop animasi, pembuatan komik Jepang dari sketsa ke pewarnaan, serta membuat halaman komik. Dan tidak ketinggalan Kosasih Award yang memberikan penghargaan bagi komikus-komikus Tanah Air.
Tidak hanya itu, Popcon Asia 2016 turut menggadakan pemutaran film-film lokal seperti 1000 Algojo, disutradai oleh Rudi Soedjarwo dan Warkop Reborn yang digarap oleh rumah produksi Falcon Pictures. Skylar Films pun akan menayangkan tiga filmnya sekaligus, yaitu Surat Untukmu, Best Friend Forever, dan Rumah Malaikat, serta adapula penayangan perdana teaser kedua dari Valentine the Movie yang merupakan film adaptasi garapan Skylar Comics.
Nama-nama pelaku industri kreatif yang telah terkonfirmasi akan berpartisipasi pada Popcon Asia 2016 antara lain Ross Tran (Amerika Serikat), Stanley Lau (Singapura), Lius Lasahido (Indonesia), Russel Carpenter (Amerika Serikat), Park Taejoon (Korea Selatan), Artime Joe (Korea), Dhado Wacky (Indonesia), Bryan Lie (Glitch Network), Sweta Kartika (comic artist & illustrator), Garrie Gastony (Indonesia), Emte (Indonesia), Dennis Adishwara (Layaria Network), Vidi Aldiano (Indonesia), Mayumi Haryato (Indonesia), Peter van Dongen, Faza Meonk, Evi Shelvia, Atreyu Moniaga, Eric Noah, Alti Firmansyah, Jessica Cholinne, C.Suryo Laksono, Dini Marlina, Jhosephine Tanuwidjaja, Donna Conrad (Amerika), dan Paulus Hyu.