REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Bentrokan antara pasukan loyalis Presiden Salva Kiir dan oposisi kembali meletus di Sudan Selatan, Sabtu (14/8). Informasi ini disampaikan oleh Juru bicara opisisi, Jams Gatdet. Sedangkan pemerintah masih belum berkomentar.
Saksi melaporkan baku tembak hebat terjadi sekitar Yei yang merupakan jalan penghubungan Juba dengan Uganda. Bentrok meletus setelah Juba diliputi pertempuran yang dikhawatirkan berkembang jadi perang sipil. Gatdet menuduh pemerintah yang memulai pertempuran sekitar Yei.
"Pasukan kami telah memutuskan menutup jalan Juba-Yei. Pasukan kami menghancurkan konvoi pemerintah yang penyerang pasukan kami di sana," kata dia.
Pada Juli, Dewan Keamanan PBB menurunkan 4.000 pasukan pelindung sepanjang Juli. Mereka mendukung pasukan penjaga perdamaian PBB yang sudah ada di sana sebanyak 12.000 orang.
Bentrok karena perbedaan politik antara Presiden Kiir dan mantan wakilnya, Riek Machar pertama kali meletus dan menjadi konflik pada 2013. Keduanya sepakat damai pada 2015 namun pertempuran sporadis terus berlanjut.
Masih tidak jelas apakah pertempuran terbaru di Yei masih berlanjut atau tidak. Penduduk Juba mengatakan jaringan komunikasi di wilayah rusak.