REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Untuk menggalakkan kembali kebiasaan mengonsumsi jajanan pasar yang merupakan makanan khas Indonesia, Bupati Purbalingga Tasdi meminta agar jajanan pasar tersebut tidak di jual dengan harga di atas Rp 1.000. Menurutnya, dengan harga tersebut, maka masyarakat tidak akan merasa keberatan membeli setiap hari jajanan pasar yang sebenarnya memiliki cita rasa khas Indonesia.
"Saat ini, ada sebagian masyarakat yang lebih suka memberi roti daripada jajanan pasar. Hal ini karena seringkali harga jajanan pasar, lebih mahal daripada roti. Karena itu, kami minta agar jajanan pasar seperti utri, onde-onde, lemper, klepon, lopis, cenil, ciwel, bisa di jual tidak lebih dari Rp 1.000. Dengan demikian, jajanan pasar tersebut bisa kembali memasyarakat," jelasnya, saat bersama Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, membuka Festival Jajanan Pasar di GOR Goentoer Daryono, Ahad (14/8).
Sebagai bentuk dukungan terhadap pemasyarakatan kembali jajanan pasar, dalam festival tersebut Bupati dan Wabup memborong jajanan pasar dalam jumlah cukup banyak. Bahkan Bupati juga sempat memprovokasi seluruh pejabat yang hadir agar ikut membeli jajanan pasar yang disiapkan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) se-Kabupaten Purbalingga.
"Kita hadir bukan hanya meresmikan, tetapi ikut membeli apa yang sudah dibuat oleh rakyat. Sekaligus sebagai bentuk kebersamaan untuk mengembangkan jajanan pasar ini lebih bernilai ekonomi," katanya.
Dia menyebutkan, kalau pun jajanan pasar tersebut tidak habis dimakan sendiri, maka bisa diberikan pada para tetangga. Dalam kesempatan itu, Bupati mengaku bangga dengan kreativitas yang dilakukan para ibu-ibu yang telah mampu membuat produk lokal meski kebanyakan dari mereka berasal dari desa. Untuk itu, Bupati mengaku akan berusaha memfasilitasi UMKM yang menggeluti usaha membuat jajanan pasar, baik dari aspek permodalan, pengelolaan manajemen dan pemasaran.
"Kita juga akan sering mengadakan kegiatan festival jajanan pasar seperti ini, agar bisa menjadi ajang promosi mereka," katanya.
Seperti pada perayaan Hari Jadi Purbalingga Desember mendatang, Bupati berjanji akan menyelenggarakan festival kuliner yang lebih besar. Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, juga meminta potensi kuliner di Purbalingga dapat lebih dikembangkan sehingga mampu menjadi kuliner dan jajanan khas Purbalingga. "Kami berkomitmen untuk mengembangkan UMKM di Purbalingga. Kita akan data potensi-potensi yang dapat didorong untuk lebih berkembang dan dapat menjadi ciri khas kabupaten Purbalingga," katanya.
Kasi Pembinaan dan Pengembangan UMKM pada Dinperindagkop Purbalingga Adi Purwanto mengatakan, kegiatan Festival Jajanan Pasar rutin diselenggarakan untuk mengangkat potensi-potensi lokal yang sudah berkembang di Purbalingga. Untuk kegiatan festival dalam rangka HUT RI tahun ini, festival diikuti oleh UMKM jajanan pasar yang berkembang di seluruh Purbalingga.
"Di Purbalingga banyak sekali makanan tradisional yang berkembang namun sudah mulai dilupakan. Kita kenalkan kembali melalui festival seperti ini, sehingga masyarakat akan mengenal kembali makanan tradisional yang ada di Purbalingga. Harapan kita kemudian menyukainya," jelasnya.
Adi Purwanto berjanji, pihaknya akan terus terus melakukan pembinaan untuk mengangkat kembali makanan tradisional tersebut sehingga bisa menjadi makanan tradisional yang khas Purbalingga dan bisa dicari oleh masyarakat luar Purbalingga. "Ke depan akan kita bina terus dengan memberikan kemasan yang lebih baik dan bisa menjadi oleh-oleh khas Purbalingga. Dengan demikian makanan tradisional kita akan lestari," katanya.