REPUBLIKA.CO.ID, Pada 15 Agustus 2005, tentara Israel telah tiba di permukiman terbesar Israel di Jalur Gaza. Kedatangan tentara ini untuk mengawal proses evakuasi pemukim Israel di Gaza. Akibatnya para pengunjuk rasa memblokir gerbang permukiman Neve Dekalim, dan bersumpah melakukan perlawanan.
BBC News melaporkan, sekitar 9.000 pemukim telah diberi waktu dua hari untuk meninggalkan semua permukiman di Jalur Gaza dan beberapa di Tepi Barat. Lebih dari 40 ribu tentara dan polisi Israel dikirim untuk memberitahukan perintah penggusuran tersebut.
Perdana Menteri Israel Ariel Sharon mengatakan, penarikan pemukim dari Gaza merupakan langkah menyakitkan namun penting untuk mengamankan masa depan Israel. Dalam pidato televisinya, Sharon menegaskan Israel tak bisa selamanya berada di Jalur Gaza dan menjanjikan dukungan penuh bagi pemukim yang tergusur.
Sharon mengatakan, Palestina harus membuktikan komitmennya untuk perdamaian setelah ini. Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas memuji penarikan Israel dari Gaza sebagai momen bersejarah.