REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah kehidupan nyata dan perjuangan anak dari pulau Batam, kepulauan Riau bernama Gani Lasa di angkat ke layar lebar. Siapa Gani Lasa? Bagi masyarakat Batam, namanya mungkin tak asing lagi. Gani Lasa kini tercatat sebagai salah satu deputi di BP Batam.
Mengambil judul Mimpi Anak Pulau, film yang bergenre keluarga ini menceritakan kisah nyata yang dinilai bisa memberi inspirasi dan semangat dari kehidupan masa kecil Gani. Bahwa seberat apapun halangan pendidikan tak menyurutkan semangat anak-anak dari pesisir Pantai Nongsa, Pulau Batam untuk terus berjuang.
Kisah inspiratif Gani pun menggugah Nadienne Batam Production dan Studiopro 1226 Jakarta untuk diangkat ke layar lebar. Buku ini merupakan adaptasi dari novel berjudul sama karya Abidah El Khalieqy, penulis Perempuan Berkalung Sorban.
Indra Sudirman, prodeser eksekutif film ini berharap kisah Gani Lasa yang ditampilkan dalam film Mimpi Anak Pulau ini patut menjadi tauladan generasi muda. “Film ini sengaja dihadirkan pada moment yang tepat, yakni jelang peringatan 17 Agustus yang merupakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Sehingga menjadi persembahan bagi bangsa karena nilai-nilai perjuangan yang terkandung dalam film ini bertujuan menginspirasi anak-anak seluruh Indonesia, tidak terkecuali mereka yang jauh dari kota besar,” ungkap Indra saat pemutaran perdana film tersebut di Jakarta, Sabtu (13/8).
Gani Lasa yang juga hadir dalam acara tersebut mengaku terharu dan tak percaya dengan adanya film Mimpi Anak Pulau. "Ini kisah nyata dari kehidupan saya, anak pulau yang tidak punya apa-apa. Sekarang Batam jadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi, tetapi dulunya saat kami kecil, ini pulau terpencil, dihuni pendatang dari Sulawesi, pulau Selayar, yang berlayar ke Singapura," kata Gani.
Sementara Kiki Nurisman selaku sutradara di film Mimpi Anak Pulau menjelaskan, film bergenre biografi drama ini sengaja mengamabil setting lokasi sesuai aslinya di Batam. Menurut Kiki film ini memiliki makna penting bagi masyarakat Batam. "Terutama bagi orang tua agar tidak menyerah dan terus berusaha menyekolahkan anaknya dengan segala daya dan upaya. Kami mengangkat film ini bukan karena Pak Gani sebagai deputi di BP Batam, namun perjalanan hidupnya dari kecil, dibalut kemiskinan namun dia ingin tetap sekolah, kegigihannya untuk bisa bersekolah walaupun jauh dan harus mengarungi samudra, semangat itu yang semoga menjadi inspirasi baik untuk orang tua juga anak-anak," ujar Kiki.
Keunikan film ini juga sengaaja memadukan aktor dan aktris dari dua negara serumpun, Indonesia dan Malaysia. Dari Indonsia ada nama-nama aktor terkenal seperti Ray Sahetapy yang berperan sebagai bapak dari Gani Lasa, Ananda Lontoh sebagai Rubiah, ibu dari Gani lasa juga Herdin Hidayat. Juga memperkenalkan aktor cilik pendatang baru yakni Daffa Permana yang memerankan Gani Lasa kecil. Sedangkan dari Malaysia, dihadirkan aktor Dato Tamimi dan Mardiana Alwi.