REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saksi ahli psikologi yang dihadirkan dalam sidang lanjutan kasus 'kopi sianida' ke-12, Antonia Rati Anjarani menyebut bahwa terdakwa Jessica Kumala Wongso sudah mengetahui Wayan Mirna Salihin akan tewas sebelum kejadian.
Hal ini disampaikan Ratih setelah menganalisa keadaan psikologis Jessica pasca tewasnya Mirna akibat menyeruput es kopi Vietnam di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
"Sepertinya, yang bersangkutan sudah tahu yang dia hadapi. Karena semua jawaban-jawaban yang disampaikan secara tegas, langsung, dan sistematis. Bahkan saat diuji tidak salah," ujar Ratih saat memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (15/8).
Namun, Ratih mengaku juga mengalami kesulitan saat menganalisis tentang masa lalu yang berkaitan dengan kehidupan Jessica. Pasalnya, Jessica tidak membeberkan terkait kehidupan masa lalunya sehingga secara psikologis sulit untuk membongkar kepribadian wanita yang biasa diambil tes tersebut.
"(Saat diperiksa) selama enam jam tidak muncul sedikit pun soal orang yang dekat dengan dia," ucap dia.
Setelah mengamati Jessica, Ratih juga menyimpulkan bahwa Jessica dapat tampil dengan sangat tenang, kalem bahkan dingin jika dia berada dalam kondisi situasi sesuai prediksi. "Ekspresi yang ditampilkan berubah 80 derajat yang tadinya kooperatif berubah dingin jadi ketus. Dia tadinya terbuka lalu berubah tertutup," kata Ratih.
"Jika situasi sudah sesuai dengan prediksi maka bisa tenang. Saya tidak bisa menyenut ini emosi dangkal. Ini masuk ke sisi untuk orang yang punya emosi masih bisa dikendalikan," kata dia menambahkan.