REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puluhan ribu koperasi di Jawa Barat disebutkan tidak aktif. Di antaranya bahkan terancam ditutup karena performa tidak bagus.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerja Sama Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) Indra Fahmi menilai manajemen koperasi belum optimal sehingga berdampak pada tidak adanya kemajuan performa koperasi.
"Permasalahan koperasi saat ini memang manajemen banyak yang belum optimal terutama di daerah-daerah," kata Indra kepada Republika.co.id, Senin (15/8).
Menurutnya pengurus koperasi banyak yang kurang optimal dalam pemahaman mengenai pengelolaan koperasi yang baik, seperti program pengembangan, fungsi pengawasan, serta sistem keuangan yang sangat krusial dalam koperasi.
Atas dasar tersebut, ujar Indra, berdampak pada peminat koperasi yang tidak meningkat sehingga koperasi sulit berkembang. "Peminat koperasi akan tinggi kalau performanya baik. Kalau dirasakan manfaatnya bagi anggota," ujarnya.
Masyarakat dinilainya merasakan manfaat koperasi jika meningkatkan perekonomian. Anggota koperasi harus merasakan daya beli meningkat di mana difasilitasi oleh membeli dengan harga murah kemdian menjual dengan harga bersaing di koperasi.
Selain itu, ia menilai dukungan pemerintah masih belum optimal. Menurutnya, koperasi bukan menjadi tanggung jawab satu lembaga saja, melainkan terintegrasi antara satu instansi dengan lembaga pemerintahan lainnya.
"Peran pemerintah belum optimal dalam mengembangkan koperasi. Padahal lintas sektor di antaranya misalnya Kementerian Desa Tertinggal, Kementerian Pertanian, serta Kementeian Koperasi dan UKM di samping pemerintah di daerahnya," ujarnya.
Ia menyebutkan koperasi-koperasi membutuhkan advokasi pembinaan dari sisi manajemen.