Senin 15 Aug 2016 21:57 WIB

Ini Penjelasan Kericuhan Warga-TNI AU di Medan Versi TNI

Rep: Issha Harruma/ Red: Ilham
Kericuhan (ilustrasi)
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Kericuhan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pihak TNI AU angkat bicara terkait kericuhan yang berbuntut kekerasan terhadap warga Sari Rejo, Medan Polonia, Medan. Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Soewondo, Mayor Sus Jhoni Tarigan mengklaim, anggotanya juga menjadi korban dalam kericuhan tersebut.

"Masyarakat juga ada yang lempar batu, ada anggota kita yang kena. Anggota saya ada yang bocor. Saya lihat sendiri," kata Jhoni saat mengunjungi korban di RSU Mitra Sejati Medan, Senin (15/8), sore.

Jhoni menjelaskan, awalnya, pihaknya mengamankan warga yang termasuk massa aksi untuk dimintai keterangan. Usai proses tersebut, mereka dipulangkan ke rumahnya masing-masing. Pihaknya pun telah merancang pertemuan untuk menuntaskan persoalan tersebut.

"Dari pihak pengunjuk rasa setelah dilepaskan kami minta mereka bubar, tapi ternyata tidak. Justru mengganggu jalanan," ujar dia.

"Kami sampaikan untuk bubar tapi mereka bersikeras. Antara masyarakat dengan yang menghadang jalan hampir bentrok. Kita bubarkan massa supaya jalan bisa digunakan masyarakat umum kembali," kata Jhoni lagi.

Seperti diketahui, warga kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia, Medan menggelar aksi unjuk rasa dan pemblokiran jalan ke arah SMA Negeri 2 dan persimpangan kompleks CBD Polonia, Senin (15/8). Pemblokiran ini merupakan bentuk protes atas pematokan yang dilakukan TNI AU di Jalan Pipa.

Pematokan tersebut dilakukan di atas lahan milik warga Sari Rejo untuk pembangunan rusun tempat tinggal para prajurit. Aksi unjuk rasa itu pun berakhir ricuh. Puluhan warga dan sejumlah wartawan menjadi korban arogansi prajurit TNI AU. Dua wartawan bahkan dilarikan ke rumah sakit umum Mitra Sejati karena luka yang mereka terima. Selain dipukul dan diinjak-injak, ponsel dan kamera salah satu wartawan diambil dan dihancurkan.

Terkait pemukulan terhadap wartawan ini, Jhoni pun menyampaikan permohonan maaf. "Kami meminta maaf. Kami juga tawarkan pengecekan supaya jangan ada hal-hal yang tidak diinginkan pada fisik beliau. Kita tetap berupaya bertanggung jawab dan beriktikad baik," kata dia.

Kericuhan berawal saat prajurit TNI AU membubarkan massa yang berunjuk rasa. Aksi saling dorong antara massa dan TNI AU tak terelakkan. Beberapa massa aksi terlibat adu jotos dengan aparat. Puluhan warga diseret dan ditendangi prajurit TNI AU. Mereka pun dipukuli dengan menggunakan balok kayu, bambu, dan senjata laras panjang.

Para prajurit TNI ini pun melakukan penyisiran ke rumah-rumah warga. Mereka mencari orang yang dianggap penggerak massa. Menurut warga, ada sejumlah orang yang dibawa oleh prajurit TNI AU.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement