Selasa 16 Aug 2016 00:47 WIB

'Pengoperasian Terminal 3 Terlalu Dipaksakan'

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja memperbaiki lantai halaman Terminal 3 Ultimate pascabanjir, Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Senin (15/8).
Foto: Republika/ Wihdan
Pekerja memperbaiki lantai halaman Terminal 3 Ultimate pascabanjir, Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Senin (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Penumpang mengeluhkan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) yang masih banyak kekurangan. Terlebih pada Ahad (14/8) sore muncul genangan di terminal kedatangan setelah hujan deras melanda wilayah Tangerang.

Salah satu penumpang, Farida (58 tahun) menyayangkan kejadian tersebut. "Saya harap ini terakhir kalinya terjadi di bandara besar seperti di Bandara Soekarno-Hatta ini. Apalagi ini terminal baru," ujarnya kepada Republika, Senin (15/8).

Meskipun dia tidak merasakan dampaknya langsung, dia sempat was-was saat berangkat menuju Terminal 3. Hal itu karena dia sudah mendengarkan kabar tersebut melalui pemberitaan media.

Dia bahkan berangkat sangat awal untuk mengantisipasi sulitnya akses menuju boarding pass. Meskipun setelah dia tiba di Terminal 3, lobby kedatangan sudah kering, dan aktivitas sudah berjalan normal.

Di sisi lain, penumpang lain, Roos Akbar menilai terminal 3 terlalu dipaksakan untuk dioperasikan dalam waktu dekat. "Amat sangat benar Jonan. Terminal 3 ini belum layak pakai. Troli bisa dibilang tidak ada. Susah cari-cari dan tidak ada porter," katanya saat menceritakan pengalamannya merasakan Terminal 3.  

Menurut Akbar, pada Jumat (12/8) kemarin troli memang ada, tapi masih terkunci, sehingga penumpang tidak bisa menggunakannya. Baru pada saat dia bertanya kepada petugas, troli tersebut disediakan kepada penumpang.

Dia juga menyadari kebijakan tidak diperbolehkannya porter masuk ke dalam bandara. Namun seharusnya troli sudah dipersiapkan tanpa harus menanyakan kepada petugas.

Selain itu, dia juga mempertanyakan adanya karpet yang terpasang di boarding lounge. Menurut dia, bagi penumpang yang membawa kerabat berkursi roda cukup kesulitan saat mendorong kursi roda di atas karpet. Hal itu dia alami sendiri karena dia bersama ibunya.

Akan tetapi dia juga menyadari kesiapan maskapai sudah baik dalam memberikan pelayanan. Karena menurut dia kesinambungan dalam pengoperasian terminal bandara sangat perlu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement