REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecepatan internet kini sudah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat. Pola komunikasi masyarakat sudah beralih dari yang semula mengandalkan layanan suara dan SMS, menjadi layanan data. Untuk menyediakan internet yang memadai, pemerintah terus membangun infrastruktur demi menyongsong ekonomi digital.
Pembangunan infrastruktur tersebut dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi melalui tender Palapa Ring Timur, Palapa Ring Barat, dan Palapa Ring Tengah. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informasi, Noor Iza mengatakan, pemerintah sudah menetapkan pemenang tender Palapa Ring Timur, yakni konsorsium Moratelindo-IBS-Smart Telecom yang dinyatakan lulus administrasi dan lulus teknis dengan skor 85,98 dan total nilai finansial sekitar Rp 14 triliun.
Konsorsium ini mengalahkan konsorsium pesaingnya yang terdiri atas XL Axiata-Indosat-Alita. Setelah ditetapkan pemenang lelang, saat ini memasuki proses pembentukan badan usaha pelaksana yang ditargetkan pada akhir Agustus 2016 akan dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama. “Paket Barat dan Tengah saat ini sedang dalam tahap pemenuhan pembiayaan atau financial close,” kata Noor Iza.
Untuk diketahui, Palapa Ring Timur membutuhkan dana paling besar dibandingkan Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Tengah. Dana 80 persen pengerjaan Paket Tengah ditaksir sekitar Rp 790 miliar, sementara Palapa Ring Timur diperkirakan membutuhkan belanja modal sekitar Rp 5 triliun. Sebab, pembangunan kabel optik mayoritas dilakukan di laut. Palapa Ring Timur mencakup wilayah Papua, Papua Barat, NTT, dan Maluku.
Sementara itu, Palapa Ring Barat dimenangkan oleh Konsorsium Moratel-Triasmitra dan menjangkau wilayah Riau, Kepulauan Riau sampai ke Pulau Natuna. Total kabel serat optik yang dibangun untuk wilayah ini sekitar 2000 kilometer.
Sedangkan, Palapa Ring Tengah dimenangkan oleh Konsorsium Pandawa Lima yang terdiri dari PT LEN (51 persen), PT Teknologi Riset Global Investama (34 persen), PT Sufia Technologies (5 persen), PT Bina Nusantara Perkasa (5 persen), dan PT Multi Kontrol Nusantara (5 persen). Palapa Ring Tengah menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara sampai ke Kepulauan Sangihe dan Talaud dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.700 kilometer.