REPUBLIKA.CO.ID, MESUJI -- Sebagian warga Kabupaten Mesuji dalam sepekan terakhir sulit mendapatkan elpiji ukuran 3 kilogram. Menurut sejumlah warga Mesuji, Selasa, elpiji 3 kg dan tabungnya sulit didapatkan. Sejumlah wilayah yang mengalami kelangkaan tabung gas melon itu, di antaranya adalah Kecamatan Simpang Pematang dan Way Serdang.
Menurut Katini (45), warga Simpang Pematang, dirinya bingung mencari gas elpiji 3 kg sejak satu minggu yang lalu, menyusul stok di semua agen dan pangkalan di sekitar rumahnya kosong. "Elpiji 3 kg langka, karena selama satu pekan ini belum dapat juga," ujar Katini, Selasa (16/8).
Dia berharap, pemerintah setempat segera mengatasinya agar kebutuhan gas bagi warga kalangan menengah ke bawah bisa tercukupi. "Kami tak bisa memasak lagi, untuk makan terpaksa beli di warung," ujarnya.
Keluhan senada diungkapkan Hamim (37), warga Kelurahan Wira Bangun Kecamatan Simpang Pematang. Ia mengaku baru menemukan elpiji 3 kg, itu pun dengan harga tinggi, yakni Rp 25 ribu per tabung.
Padahal, biasanya ia membeli tabung tersebut hanya Rp 19 ribu.
"Daripada tidak bisa memasak, terpaksa saya beli walaupun harganya minta ampun," kata dia.
Warga mendesak pemerintah bertanggungjawab, karena saat ini harga gas bersubsidi itu tembus hingga Rp 25 ribu/tabung di tingkat pengecer. Artinya, harganya jauh melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah setempat Rp 19 ribu/tabung.
Kelangkaan gas elpiji 3 kg itu disampaikan pula Endang (30), warga Kecamatan Way Serdang. Menurut dia, stok gas elpiji 3 kg di warung-warung terdekat habis, karena itu agar bisa memasak, warga harus mencari gas elpiji ke luar provinsi menelusuri di Jalan Lintas Timur Sumatra dari warung satu ke warung lainnya di Kecamatan Mesuji Provinsi Sumatera Selatan. Kelangkaan elpiji 3 kg ini bukan pertama kali terjadi di Mesuji, Lampung. Beberapa pekan lalu kondisi serupa juga dialami warga Kabupaten Mesuji.