REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi Effendy Ghazali mengaku hingga saat ini masih belum mendapatkan konfirmasi perihal adanya rekaman Freddy Budiman satu hari sebelum eksekusi dilakukan. Dalam rekaman tersebut Freddy mengaku menyebutkan nama-nama pejabat yang terlibat dalam transaksi narkotika.
"Kami akan berangkat (ke Nusakambangan), untuk mencari betul tidak ada rekaman yang dibuat sebelum eksekusi itu," ujar Effendy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (16/8).
Sementara ini kata dia keberadaan rekaman tersebut dibantah oleh beberapa pihak. Namun sekali lagi timnya akan mengecek langsung, apakah yang dibantah adalah perihal adanya rekaman atau isi dari rekaman tersebut.
"Sekarang ini kan dibantah, tapi yang dibantah itu rekaman yang dibuat ataukah isinya menyebut nama-nama atau tidak. Itu yang bisa ditanyakan juga di sana," jelasnya.
Sementara itu, juru bicara Badan Narkotika Nasional Kombes Slamet Pribadi mengatakan perihal rekaman yang diduga diambil oleh staf Lapas adalah perihal testimoni Freddy. Yaitu testimoni yang hanya berisikan tobat kemanusiaan sebelum menjalankan eksekusi.
"Itu katanya masalah tobat kemanusiaan bukan masalah kesaksian perkara menjelang kematian," ujar Slamet saat dikonfirmasi.